news

Kasus Kopi Sianida Jessica Kembali Ramai, dr Djaja: Kematian Mirna Bukan karena Sianida

Kamis, 12 Oktober 2023 | 10:00 WIB
dr Djaja Surya Atmadja mengatakan bahwa kematian MIrna bukan karena sianida (Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo)

Kasus misterius "Kopi Sianida" kembali mencuri perhatian netizen setelah Netflix merilis film dokumenter berjudul "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso" pada 28 September lalu.

Film ini memicu spekulasi liar seputar siapa sebenarnya pembunuh Mirna Salihin, dan banyak yang meragukan bahwa Jessica Wongso adalah pelakunya.

Salah satu saksi ahli yang memberikan kesaksiannya dalam kasus ini adalah dr. Djaja Surya Atmadja, seorang ahli forensik.

Baca Juga: Deklarasi perang pertama dalam 50 tahun, Israel menyatakan siap bertempur dengan militan Hamas

Pada persidangan tahun 2016 yang begitu menghebohkan, dr. Djaja dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak menemukan tanda-tanda sianida pada jenazah Mirna Salihin setelah kematiannya.

Dalam sebuah podcast bersama dr. Richard, dr. Djaja kembali menyoroti kematian Mirna Salihin yang menurutnya sangat mencurigakan.

Menurutnya, ketika Mirna dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, dia masih hidup, namun dalam keadaan muntah-muntah hingga akhirnya meninggal dunia.

Baca Juga: Golongan Darah yang Memiliki Resiko Terkena Stroke Tinggi, Adakah Golongan Darahmu?

Saat itu, dr. Djaja bertugas sebagai pemulas formalin untuk jenazah, tetapi dia menolak untuk melakukan pemulasan formalin pada seseorang yang meninggal secara tidak wajar.

Oleh karena itu, dia memandang bahwa autopsi harus dilakukan terlebih dahulu.

Namun, ayah Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin, disebut menolak untuk mengizinkan autopsi.

"Kasus ini tidak wajar, dan menurut prinsip forensik, kematian yang tidak wajar harus diikuti dengan autopsi. Karena tanpa autopsi, kita tidak dapat menentukan penyebab kematian," jelas dr. Djaja seperti yang dikutip dari kanal YouTube dr. Richard Lee pada Jumat (6/10/2023).

Baca Juga: Layani 36 Juta Pelaku Usaha, Transformasi BUMN Bawa Holding Ultra Mikro BRI-Pegadaian-PNM Kian Berkembang

"Namun, saat itulah saya bertemu dengan ayahnya Mirna, dan dia mengatakan bahwa ia tidak ingin melakukan autopsi," lanjutnya.

Dr. Djaja kemudian menjelaskan kepada ayah Mirna bahwa aturan dari Dinas Kesehatan mengharuskan pemulasan formalin untuk jenazah yang telah melewati autopsi.

Karena autopsi ditolak, hanya sampel dari jenazah Mirna yang diambil dari isi lambung, jaringan hati, darah, dan urin.

Baca Juga: Layani 36 Juta Pelaku Usaha, Transformasi BUMN Bawa Holding Ultra Mikro BRI-Pegadaian-PNM Kian Berkembang

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa semua sampel negatif mengandung sianida, kecuali isi lambung yang mengandung 0,2 mg sianida.

Ini menjadi hal yang mengejutkan, mengingat bahwa sampel muntah yang diambil saat Mirna masih hidup dikatakan negatif mengandung sianida.

"Logikanya, jika ada kandungan sianida yang tinggi dan kemudian berkurang, itu mungkin bisa dimengerti. Namun, jika awalnya tidak ada, dan kemudian ada, itu merupakan tanda tanya besar," jelas dr. Djaja.

Baca Juga: Ada 3 Fitur Iphone 15 Terbaru Yang Menyerupai Persis Sama Android, Apa Aja?

Selain itu, dr. Djaja juga mencatat bahwa tubuh Mirna berwarna biru, padahal menurutnya, korban keracunan sianida seharusnya memiliki wajah yang memerah akibat tingginya kadar sianida.

Video pernyataan dr. Djaja ini sangat viral, dengan lebih dari 1 juta penonton dalam waktu kurang dari 24 jam.

Perdebatan seputar kasus "Kopi Sianida" ini masih menjadi topik yang hangat di media sosial dan terus mengundang minat publik.***

Tags

Terkini