4 Penyebab Kebiasaan Buruk Bersepeda Yang Bisa Mengancam Jiwa Banyak Pesepeda Mengabaikan Nomor 4

photo author
- Sabtu, 3 Agustus 2024 | 17:00 WIB
 Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, Sumatera (Koleksi Pribadi Narasumber)
Pelabuhan Merak menuju Bakauheni, Sumatera (Koleksi Pribadi Narasumber)

3. Tidak Memakai Helm

Cukup banyak pesepeda yang hanya berniat keluar rumah untuk sekedar mencari udara segar atau bersepeda jarak dekat sehingga tidak memakai helm dan merasa cukup hanya menutup kepalanya dengan topi.

Topi tidak memiliki fungsi untuk melindungi kepala dari benturan. Helm sangat dibutuhkan walaupun kecepatan bersepeda tidak secepat motor. Namun kita tidak pernah akan tahu faktor-faktor lain yang mengancam. Dengan menggunakan helm, setidaknya resiko terkena benturan di kepala bisa diminimalisir.

Baca Juga: Nasi Merah vs Nasi Putih: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?

4. Tidak Memiliki Heart Rate Monitor

Setiap pesepeda apalagi pesepeda yang suka jarak jauh, wajib memiliki heart rate monitor. Sebagai alat pengukur detak jantung, heart rate monitor sangat menolong pesepeda agar tidak melewati kapasitas dan kemampuan jantung ketika bersepeda.

Jika tanpa heart rate monitor, pesepeda yang tidak peka akan terus memaksakan diri mengayuh sepedanya hingga melewati batas maksimal detak jantung yang bisa berakibat fatal, yaitu kematian mendadak.

Cara mengukur detak jantung atau heart rate yang sederhana adalah 220 dikurangi usia pesepeda. Contoh Johanes yang rajin bersepeda setiap hari berarti 220 – usia 58 = 162, dan ini adalah batasan detak jantung Johanes yang maksimal.

Baca Juga: 4 Manfaat Makan Ikan, Penting Banget untuk Menjaga Kesehatan dari Berbagai Penyakit yang Mematikan

Dengan alat heart rate monitor yang sudah diatur. Ketika Johanes mengayuh sepeda dan detak jantungnya melewati 165 maka alat tersebut akan berbunyi. Itu tandanya Johanes harus menurunkan putaran pedal sedikit demi sedikit agar detak jantungnya tidak turun dengan drastis, baru kemudian bisa beristirahat dan minum.

Bersepeda itu jangan karena ikut-ikutan trend atau sekedar ingin terlihat keren. Setiap pesepeda harus mengetahui cara dan tata laksana bersepeda yang baik dan benar agar tujuan hidup yang sehat dan bahagia dapat dicapai.

Jika memang Anda ingin bisa menikmati kegiatan bersepeda, pastikan selalu tidur cukup dan mendapatkan asupan makanan yang baik, sehingga fisik dan mental akan prima ketika mengayuh sepeda di jalan raya.

Johanes memiliki impian besar untuk bersepeda keliling Indonesia. Tahun 2023 yang lalu sudah mewujudkan mimpi pertamanya yaitu bersepeda sepanjang 1400 kilometer selama 10 hari berturut-turut dari Bandung ke Bali.

Baca Juga: Mengapa Tidur Sore Bisa Jadi Bumerang bagi Kesehatan? karena kamu akan...

Tanggal 1 sampai 25 Agustus 2025 ini Johanes sedang mewujudkan mimpi keduanya yaitu bersepeda dari Bandung ke titik nol Indonesia Tugu KM 0 Kota Sabang sejauh 3000 kilometer melintasi Sumatera dalam 21 etape atau rata-rata 140 kilometer per hari.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Lakukan Grrounding Untuk Mengatasi Cemas Dan Panik

Senin, 8 Desember 2025 | 14:00 WIB

Ragam Diet Yang Jadi Tren di 2025

Rabu, 10 September 2025 | 19:30 WIB

Mari Mengenal Ragam Terapi Psikologis

Jumat, 18 Juli 2025 | 09:30 WIB
X