Bisnisbandung.com - Ada banyak sekali investor ataupun trader yang mencari timing terbaik untuk membeli saham ataupun instrumen keuangan lainya.
Ada yang melakukan analisis teknikal, analisis secara makroekonomi, mencoba mengikuti saran dari para analis, ataupun mencari informasi di grup saham.
Prinsip dari investor legendaris Sir John Templeton mungkin dapat menjadi inspirasi para investor.
Beliau merupakan salah satu pionir dalam menerapkan prinsip value investing secara global, beliau tidak hanya berburu peluang “saham murah” dari bursa di Amerika saja, tetapi juga di bursa saham berbagai negara lainnya. Salah satu prinsip investasinya yang terkenal adalah “invest at the point of maximum pessimism”
Prinsip investasinya ini dijalankan dengan cukup ekstrim. Pada tahun 1939 ketika perang dunia II tercetus, dimana kepanikan dan pesimisme mendominasi bursa saham, beliau meminjam sejumlah uang untuk membeli semua saham di NYSE yang dijual seharga kurang dari $ 1 per lembar saham.
Baca Juga: 5 Hal Yang Menghancurkan Mental Wanita, Nomor 3 Kejam Banget!
Beliau berhasil mengumpulkan 104 perusahaan dengan kepemilikan di masing-masing perusahaan sebesar 100 lembar saham. Dari 104 perusahaan tersebut, beberapa diantaranya bahkan sedang mengalami kebangkrutan.
Kalau menyaksikan kejadian pada saat itu, mungkin kita akan menganggap keputusan beliau sangat tidak masuk akal , namun ternyata setelah 5 tahun, portofolio John Templeton tersebut tumbuh lebih dari 400% dan dari seluruh perusahaan di potofilionya, hanya 4 perusahaan yang akhirnya bangkrut dan menjadi tidak bernilai.
Dalam setiap keputusan di kehidupan, kita pasti memilih sesuatu hal yg prospeknya optimis. Namun dari pengalaman beliau dalam berinvestasi justru kebalikannya, semua orang mencari saham yang outlooknya bagus, yang prospeknya cerah kedepannya, padahal keuntungan terbesar terpendam di saham-saham yang justru sedang dihindari dan dijual banyak orang.
Dalam memilih saham, John Templeton fokus kepada value dari perusahaan tersebut. Pendekatan ini bisa dikatakan mirip dengan konsep cigar butt investing dari Benjamin Graham.
Baca Juga: Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang berkualitas dengan 7 sifat ini, siapapun wajib punya!
Beliau juga menolak untuk menggunakan analisis teknikal dalam memilih saham, menurutnya hanya dengan menjadi fundamentalis seseorang bisa betul betul sukses di bursa saham.
Selain itu investor juga perlu melakukan hal yang berbeda dari apa yg dilakukan mayoritas pemain saham.
Contohnya Seperti yg beliau lakukan Di tahun 2000an, beliau mendapatkan keuntungan signifikan dari perusahaan dotcom di Nasdaq dengan bertindak berkebalikan dengan apa yg dilakukan kebanyakan investor lainnya.
Artikel Terkait
Crypto Akan Mendapat Peran Penting dalam Perdagangan di Uni Emirat Arab, Simak Rencana Pengembangannya
Ini Alasan Harga Emas dan Crypto Bitcoin Meroket di Awal Tahun 2023,
Kenali 5 Jenis Investasi Jangka Panjang, Nomor 1 Dan 3 Sangat Cocok Untuk Anda Yang Ingin Mulai Berinvestasi
5 Buku yang Wajib Dibaca Untuk Investor Saham Pemula. Nomor 5 Wajib Dibaca Agar Saham Tidak Nyangkut!
Bingung Kapan Harus Take Profit atau Cut Loss? Pelajari Waktu yang Tepat untuk Menjual Saham ala Warren Buffet
Apakah Gaji UMR Bisa Sukses Investasi Saham? Baca Kisah Petugas Kebersihan yang Menjadi Kaya dari Saham ini