Bingung Kapan Harus Take Profit atau Cut Loss? Pelajari Waktu yang Tepat untuk Menjual Saham ala Warren Buffet

- Kamis, 26 Januari 2023 | 13:30 WIB
Ilustrasi pergerakan harga saham (pexels/energepic.com  )
Ilustrasi pergerakan harga saham (pexels/energepic.com )

 

Bisnisbandung.com - Ketika saham yang kita miliki sudah naik signifikan misalnya 100% selama 5 tahun, sebaiknya segera dijual untuk take profit atau tunggu dulu sampai untung lebih besar lagi? 

Sebaliknya, jika saham sudah turun 50% harus segera cut loss atau tunggu sampai harganya naik lagi?

Salah satu quotes terkenal dari Warren Buffett adalah “Our favorite holding period is forever." Alasannya adalah karena memang Warren Buffett hanya membeli saham perusahaan yg bisnisnya bagus yang dibeli di harga yang wajar.

Baca Juga: Kenali 5 Jenis Investasi Jangka Panjang, Nomor 1 Dan 3 Sangat Cocok Untuk Anda Yang Ingin Mulai Berinvestasi

Namun demikian, beliau juga tetap memiliki alasan khusus untuk menjual saham.

Dalam buku Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements karya Mary Buffett dan David Clark dijelaskan bagaimana Warren Buffett menentukan kapan waktunya menjual sahamnya

Pertama saat membutuhkan dana cash untuk berinvestasi di perusahaan lain yang memiliki potensi imbal hasil yg lebih besar. Kesempatan untuk membeli perusahaan bagus di harga murah sangat jarang terjadi sehingga tentu peluang tersebut harus segera diambil dengan menjual sebagian saham yg sudah mencapai harga wajarnya ataupun sudah overpriced.

Kedua ketika perusahaan mengalami perubahan kondisi fundamental, khususnya perusahaan yang tadinya memiliki moat atau keunggulan kompetitif yang besar lalu terjadi disrupsi ataupun kondisi khusus yang mengubah kondisi bisnis di industri tersebut sehingga menyebabkan profitabilitas perusahaan menurun.

Misalnya  bisnis koran cetak yang dahulu menjadi sumber utama informasi, berita dan menjadi salah satu pilihan utama perusahaan untuk mengiklankan bisnisnya, sekarang tergantikan dengan informasi yang tersedia melalui internet dan mendisrupsi bisnis koran cetak. 

Baca Juga: Perhatikan 5 Hal yang Membuat Pria Cemburu pada Pasangan, Nomor 4 Dikira Tapi Ternyata

Terakhir adalah Saat crazy bull market, saat harga saham sudah terlalu mahal. Harga saham yang terlalu mahal menurut buku Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements adalah saat PE sudah mencapai 40x.

Alasan terakhir ini sepertinya berhubungan dengan konsep Mr. Market dari Benjamin graham yang berkata bahwa harga saham bergerak seperti pendulum yang selamanya mengayun antara optimisme temporer (yang menjadikan harga saham terlalu mahal) dan pesimisme tak berdasar (yang menjadikan harga saham terlalu murah). 

Intelligent investor adalah seorang realis yang menjual sahamnya kepada orang optimis dan membelinya dari orang pesimis.***

Halaman:

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X