Bisnisbandung.com - Ketika saham yang kita miliki sudah naik signifikan misalnya 100% selama 5 tahun, sebaiknya segera dijual untuk take profit atau tunggu dulu sampai untung lebih besar lagi?
Sebaliknya, jika saham sudah turun 50% harus segera cut loss atau tunggu sampai harganya naik lagi?
Salah satu quotes terkenal dari Warren Buffett adalah “Our favorite holding period is forever." Alasannya adalah karena memang Warren Buffett hanya membeli saham perusahaan yg bisnisnya bagus yang dibeli di harga yang wajar.
Namun demikian, beliau juga tetap memiliki alasan khusus untuk menjual saham.
Dalam buku Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements karya Mary Buffett dan David Clark dijelaskan bagaimana Warren Buffett menentukan kapan waktunya menjual sahamnya
Pertama saat membutuhkan dana cash untuk berinvestasi di perusahaan lain yang memiliki potensi imbal hasil yg lebih besar. Kesempatan untuk membeli perusahaan bagus di harga murah sangat jarang terjadi sehingga tentu peluang tersebut harus segera diambil dengan menjual sebagian saham yg sudah mencapai harga wajarnya ataupun sudah overpriced.
Kedua ketika perusahaan mengalami perubahan kondisi fundamental, khususnya perusahaan yang tadinya memiliki moat atau keunggulan kompetitif yang besar lalu terjadi disrupsi ataupun kondisi khusus yang mengubah kondisi bisnis di industri tersebut sehingga menyebabkan profitabilitas perusahaan menurun.
Misalnya bisnis koran cetak yang dahulu menjadi sumber utama informasi, berita dan menjadi salah satu pilihan utama perusahaan untuk mengiklankan bisnisnya, sekarang tergantikan dengan informasi yang tersedia melalui internet dan mendisrupsi bisnis koran cetak.
Baca Juga: Perhatikan 5 Hal yang Membuat Pria Cemburu pada Pasangan, Nomor 4 Dikira Tapi Ternyata
Terakhir adalah Saat crazy bull market, saat harga saham sudah terlalu mahal. Harga saham yang terlalu mahal menurut buku Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements adalah saat PE sudah mencapai 40x.
Alasan terakhir ini sepertinya berhubungan dengan konsep Mr. Market dari Benjamin graham yang berkata bahwa harga saham bergerak seperti pendulum yang selamanya mengayun antara optimisme temporer (yang menjadikan harga saham terlalu mahal) dan pesimisme tak berdasar (yang menjadikan harga saham terlalu murah).
Intelligent investor adalah seorang realis yang menjual sahamnya kepada orang optimis dan membelinya dari orang pesimis.***
Artikel Terkait
Binance Bersiap untuk Hadir di Polandia dengan Mengikuti Regulasi Setempat
Heboh Microsoft PHK 10.000 karyawan, Ini Penyebabnya
Crypto Akan Mendapat Peran Penting dalam Perdagangan di Uni Emirat Arab, Simak Rencana Pengembangannya
Ini Alasan Harga Emas dan Crypto Bitcoin Meroket di Awal Tahun 2023,
Kenali 5 Jenis Investasi Jangka Panjang, Nomor 1 Dan 3 Sangat Cocok Untuk Anda Yang Ingin Mulai Berinvestasi
5 Buku yang Wajib Dibaca Untuk Investor Saham Pemula. Nomor 5 Wajib Dibaca Agar Saham Tidak Nyangkut!