Hingga saat ini lebih dari 2.000 karyawan dirumahkan oleh berbagai perusahaan Cryptocurrency dalam kurun waktu 5 minggu.
Sejauh ini salah satu exchange terbesar di dunia, Coinbase telah merumahkan 1.180 pegawainya atau sekitar 18% dari total seluruh pegawai.
Baca Juga: Wow Studi Mastercard Menunjukan Sektor Fintech Afrika Memiliki Pertumbuhan Tertinggi dalam Pendanaan
CEO Coinbase juga memperingatkan bahwa potensi resesi global bisa menyebabkan bear Crypto berkepanjangan.
Sementara itu, Crypto lender Celcius menjadi platform pertama yang menjeda penarikan dan transfer antar akun pelanggan sejak 13 Juni lalu.
Kemudian disusul Babel Finance, CoinFLEX dab Voyager yang juga melakukan pembekuan aset. Sehingga dana miliaran dollar milik investor tidak bisa ditarik.
Baca Juga: Bank Thailand Membutuhkan Waktu lebih untuk Menyelesaikan dan Meluncurkan Mata Uang Digital ritel
Pada tanggal 27 Juni, Voyager mengumumkan kebangkrutannya disusul oleh Celcius pada tanggal 13 Juli. Sedangkan Vauld mengumumkan akan melakukan restrukturisasi pada perusahaan. Lalu siapa lagi selanjutnya?
Sebenarnya suku bunga rendah dan stimulus yang dilakukan pemerintah menjadi penyebab utama dalam kenaikan harga Cryptocurrency pada masa pandemic.
Namun keputusan The Fed untuk mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga justru malah menghancurkan sentimen investor.
Kondisi ini menyebabkan kerugian terbesar dalam sejarah Cryptocurrency.***
Artikel Terkait
Penambangan Crypto Bitcoin Ilegal menjadi Perhatian Negara Ini karena Suplai Listrik yang Terbatas
Pax.world : Token Harus Menjadi Dasar Ekonomi agar Metaverse Berkembang
Bank Thailand Membutuhkan Waktu lebih untuk Menyelesaikan dan Meluncurkan Mata Uang Digital ritel
Mengenal Taman Nasional Tanjung Puting, Surga Wisata Alam Liar dan Rumah Bagi Orang Utan
Heboh! Harga Properti di China Berlanjut Turun Sampai Bulan Oktober