Bisnis Bandung - Salah satu perusahaan terbsesar di Amerika Alphabet Inc, atau dikenal sebagai Google, mengatakan bahwa Perusahaan itu akan segera meluncurkan produk Blockchain Node Engine.
Alasan Google memutuskan untuk merilis mesin Blockchain Node Engine tersebut adalah, karena percaya bahwa “node yang dikelola sendiri seringkali sulit untuk diterapkan dan memerlukan manajemen yang konstan.”
Produk Blockchain Node Engine adalah “layanan hosting node yang dikelola sepenuhnya” yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan crypto dan penyedia layanan Web3. Perusahaan Google lebih lanjut mengatakan bahwa layanan mesin ini baru akan mendukung jaringan aset kripto terkemuka kedua berdasarkan kapitalisasi pasar yaitu Ethereum.
Baca Juga: Malaysia Mengakui Semuanya, Ternyata inilah yang membuat Indonesia lebih maju dibanding Malaysia
“Ethereum akan menjadi Blockchain pertama yang didukung oleh Blockchain Node Engine, yang memungkinkan pengembang untuk menyediakan node yang dikelola sepenuhnya dengan akses Blockchain yang aman,” kata perusahaan teknologi dalam posting blog yang baru-baru ini diterbitkan.
Saat ini, penerapan node secara manual merupakan proses yang memakan waktu, seperti : melibatkan banyak penyediaan komputasi, menginstal klien Ethereum, dan menunggu node untuk disesuaikan dengan jaringan.
Penggunaan Blockchain Node Engine dapat membuat proses ini lebih cepat dan lebih mudah, dengan memungkinkan pengembang untuk dapat memasukan node baru di dalam satu operasi dan dapat menentukan wilayah dan jaringan yang diinginkan,” pengumuman ini disampaikan oleh Google dikutip dari Cointelegraph.
Berita tersebut mengikuti kemitraan perusahaan yang telah bekerja sama dengan Google baru-baru ini yang ikut untuk mendorong inovasi pengembangan Web3.
Dengan produk mesin Blockchain terbaru, “Perusahaan Web3 yang membutuhkan node khusus dapat menyampaikan transaksi, menerapkan kontrak pintar, dan membaca atau menulis data Blockchain dengan keandalan, kinerja, dan keamanan yang mereka harapkan dari komputasi Google Cloud dan infrastruktur jaringan.”
Baca Juga: Puluhan Ribu Pekerja di-PHK, Apindo Jabar Berupaya Bantu Para Pengusaha
Selain itu, studi Block Data menunjukkan bahwa Google adalah salah satu investor teratas dalam teknologi Blockchain karena berinvestasi di perusahaan seperti Fireblocks, Digital Currency Group (DCG), Dapper Labs, dan Vultage.
Masuknya raksasa teknologi ke dunia keuangan yang terdesentralisasi (defi) dan Web3 terungkap pada bulan Mei lalu ketika Google membentuk tim Web3 dalam unit cloud-nya.
"Kami menyediakan teknologi bagi perusahaan untuk menggunakan dan memanfaatkan sifat terdistribusi Web3 dalam bisnis dan perusahaan mereka saat ini," kata juru bicara Google saat itu.
Pengumuman perusahaan tentang mesin node terbaru mengatakan bahwa layanan tersebut bertujuan untuk menyediakan layanan seperti “penyediaan yang disederhanakan”, “pengembangan yang aman”, dan “operasi yang terkelola sepenuhnya”.
“Dengan mengurangi kebutuhan akan tim Devops yang berdedikasi, dan dengan menawarkan perjanjian tingkat layanan (SLA) Google Cloud, Blockchain Node Engine dapat membuat tim lebih fokus pada pengguna daripada infrastruktur ,” dalam postingan Blog Google menyimpulkan.
Artikel Terkait
Hore ! Bitcoin Berhasil Melewati $20K, Investor Mulai Kembali Masuk ke Aset Crypto
Cleanspark, Perusahaan Penambangan Crypto Bitcoin meningkatkan 10% Proyeksi Akhir Tahun, Segini Hashrate-nya
Paypal dan Western Union Mendaftarkan Merk Dagang Untuk Layanan Crypto
Wah Ternyata Penurunan Pasar Cryptocurrency Tahun Ini Mempengaruhi Bisnis Iklan Google
Jangan Asal Beli! Kamu Harus Tahu Dulu Jenis-Jenis Crypto
Berpikir Tentang Menginvestasikan Uang? Saatnya Memahami Reksadana