Bisnisbadung.com - Tahun ini memang menjadi tahun yang sulit bagi setiap Negara di dunia, dimana semua negara saat ini sedang dihadapkan dengan inflasi yang tinggi, dimana Negara Turki juga terkena dampaknya, dimana statistik menunjukan bahwa inflasi negara ini sudah menunjukan angka 85,5 persen.
Negara Turki, merupakan negara lintas benua yang terletak di Asia Barat sekarang telah menderita kesulitan keuangan karena ekonomi kawasan itu dalam kesulitan, menurut statistik inflasi Turki tembus sampai 85%.
Dimana pada November Pada 3 Oktober 2022, Institut statistik Turki (Tüik) menerbitkan angka tingkat inflasi resmi negara itu dan statistik menunjukkan angka tersebut mencapai 85,5% tahun ini.
Baca Juga: Heboh Crypto Dogecoin (DOGE) Meroket 116% dalam 2 minggu, investor Crypto mendadak cuan
Laporan lebih lanjut menunjukkan bahwa biaya hidup di Negara Turki telah meningkat secara dramatis, menurut laporan Tüik menunjukkan bahwa harga pangan di Turki naik 99% lebih tinggi dari tahun ke tahun.
Tidak hanya di sektor pangan, sektor properti juga terdampak akibat meningkatnya inflasi, dimana harga Perumahan dan sewa melonjak sampai 85% untuk penduduk Turki.
Pada Oktober Pada 20 Oktober 2022, bank sentral Turki dan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memangkas suku bunga acuan bank di kawasan itu sebesar 150 basis poin (bps).
Itu menurut statistik itu merupakan potongan bunga ketiga secara berturut-turut dan Presiden Erdogan juga menjelaskan pada bulan September bahwa bunga adalah musuh.
“Pertempuran terbesar saya adalah melawan bunga. Musuh terbesar saya adalah kepentingan,” kata Erdogan pada akhir September.
Dia juga mencatat pada saat itu bahwa suku bunga perlu "turun lebih jauh" untuk menstabilkan Negaranya meskipun inflasi sangat tinggi dan tidak bisa dihindari.
Baca Juga: Tidur Tetap Cuan! Berikut 3 Keuntungan Jadi Bos dalam Bisnis Sendiri
Dimana Dana Moneter Internasional (IMF) juga terus mendesak Negara Turki untuk segera menaikkan suku bunga acuan negara itu.
Laporan mengatakan bahwa delegasi dikirim dari IMF ke Ankara dan Istanbul untuk mendapatkan orang-orang dari sektor publik dan swasta untuk menemukan solusi atas gejolak ekonomi Turki.