investasi

Meski Tingkat Literasi Rendah, Jumlah Investor Saham Syariah di Jabar Bertumbuh 142 Persen

Minggu, 6 November 2022 | 19:55 WIB
Pemprov Jabar Mendapat Penghargaan dalam Bandung Sharia Investor City 2022 karena Tingginya Jumlah Investor Saham Syariah (bisnisbandung.com/Budi Hartati)

Bisnis Bandung - Pasar modal baik umum maupun syariah di Indonesia, Jawa Barat atau Jabar khususnya bertumbuh pesat dari tahun 2017 hingga 2022.

Menurut Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Jeffrey Hendrik, berdasarkan data yang dihimpun 17 anggota bursa penyedia layanan SOTS, dalam kurun waktu 2017 hingga September 2022, jumlah investor syariah meningkat 392 persen.

"Jumlah investor syariah di Indonesia meningkat sebesar 392 persen dari 23 ribu 207 menjadi 114 ribu 116 investor," tuturnya.

Baca Juga: Sebelum kalian menonton film Marvel Black Panther Wakanda Forever, ini alasan Atlantis konflik dengan Wakanda

Tak hanya itu, Jeffrey pun menyatakan, lebih dari 60 persen emiten di Bursa Saham Indonesia masuk dalam Pasar Modal Syariah.

Namun, dirinya mengungkapkan, meski terjadi peningkatan yang pesat, saat ini pemahaman masyarakat tentang pasar modal baik umum maupun syariah masih kurang.

Padahal, menurutnya potensi pasar modal di Indonesia luar biasa mencapai belasan juta orang.

Di Jabar, antusiasme masyarakat dalam berinvestasi sesuai syariah di pasar modal pun cukup besar sehingga menjadikan jumlah investor saham syariah di Jawa Barat terbesar kedua setelah DKI Jakarta.

Hal tersebut diungkapkan Asisten Administrasi Umum Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan Arif, saat memberikan sambutan pada kegiatan Bandung Sharia Investor City, Sabtu 5 November 2022.

Baca Juga: One UI 5 telah dirilis Samsung, Simak beberapa fitur keunggulan yang dimilikinya

Hingga September 2022, terdapat 15 ribu 692 investor saham syariah di Jabar atau tumbuh sebesar 142 persen dari 6 ribu 477 perJanuari 2019.

Dari sisi transaksi, perSeptember 2022, nilai transaksi saham syariah di Jabar menyentuh angka lebih dari 2 triliun rupiah.

Dirinya pun mengapresiasi perkembangan jumlah saham syariah di Indonesia yang cukup pesat sejak pandemi covid-19.

Jeffrey pun mengungkapkan, cara bertransaksi yang tidak menggunakan pinjaman dan tidak ada riba menjadi perbedaan antara pasar modal umum dengan syariah.

Sementara itu, data Bursa Efek Indonesia Jabar menyatakan, Jumlah SID pasar modal di Jabar naik 195% atau sebesar 1.434.853 dari tahun 2020 hingga September 2022.

Halaman:

Tags

Terkini