Bisnisbandung.com - Sepanjang kuartal I tahun 2023, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) mencatat penjualan sebesar Rp 1,92 triliun atau turun sebesar 12,10% dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.
Penjualan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) pada kuartal I 2023 mengalami penurunan 11,47% dibandingkan kuartal I 2022.
Turunnya penjualan seiring dengan adanya penurunan produksi TBS yang lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pada kuartal I 2023, produksi TBS TAPG termasuk perusahaan asosiasi mencapai 619 ribu ton, turun sebesar 12% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Baca Juga: PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) Merugi di Kuartal I 2023, Ini 3 Faktor Penyebabnya.
Presiden Direktur TAPG, Tjandra Karya Hermanto mengatakan, “Penurunan produksi ini merupakan siklus alami dimana setelah mencapai produksi yang sangat tinggi pada tahun lalu, kelapa sawit mengalami fase recovery.”
Tjandra menambahkan, diperkirakan siklus ini akan membaik di kuartal selanjutnya dimana pada kuartal I 2023 TAPG berfokus pada program pemupukan dan perawatan infrastruktur.
Sehingga tingkat produksi di masa panen raya pada beberapa bulan kedepan dapat dimaksimalkan.
TAPG mencatat delivery CPO pada kuartal I 2023 masih mengalami peningkatan hingga 17% meskipun untuk PK sedikit mengalami penurunan sebesar 2% yang menggambarkan permintaan CPO yang masih baik.
Baca Juga: Ini 3 Kriteria Saham Layak Investasi Ala Lo Kheng Hong. Ternyata Consumer Goods Tidak Termasuk!
Namun dari sisi harga komoditas CPO, terjadi koreksi jika dibandingkan dengan level harga di tahun sebelumnya sehingga berpengaruh langsung pada performa TAPG.
Harga jual CPO turun hingga 17% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan harga jual PK mengalami penurunan harga yang signifikan sebesar 53%.
Sepanjang kuartal I 2023, penjualan karet juga mengalami penurunan 29,99% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022.
Baca Juga: Laba Bersih Vale Indonesia (INCO) Naik Signifikan, Berikut Ini Faktor Pendukungnya
Artikel Terkait
Ini Alasan Robert Kiyosaki Menyukai Investasi Crypto Bitcoin
Mengingat Kembali Satoshi Nakamoto, Pencipta Crypto Bitcoin yang Menghilang 12 Tahun yang Lalu
Bank Pembangunan Baru dari Negara BRICS Kembali Masuk ke Pasar Obligasi USD
Kurangi Ketergantungan Dolar,Bank Sentral Zimbabwe Berencana Menerbitkan Mata Uang Digital yang Disokong emas
Pemerintah Indonesia Mengikuti Langkah DeDolarisasi BRICS
Mau Tambahan THR? Ini Daftar Emiten Dengan Tanggal Cum Dividen di Akhir Bulan April