Pemerintah Indonesia Mengikuti Langkah DeDolarisasi BRICS

photo author
- Selasa, 25 April 2023 | 20:30 WIB
Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa Indonesia telah melakukan langkah dedolarisasi (Pixabay/EmAji)
Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa Indonesia telah melakukan langkah dedolarisasi (Pixabay/EmAji)

Bisnisbandung.com - Indonesia berencana untuk mengikuti jejak BRICS dalam dedolarisasi dan beralih dari dolar AS dalam penyelesaian perdagangan dan transaksi keuangan.

Seperti ramai diberitakan sebelumnya, negara-negara BRICS sedang berupaya menciptakan mata uang bersama untuk mengurangi ketergantungan USD mereka yang kemudian dikenal dengan dedolarisasi.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pada hari Jumat bahwa Indonesia sudah mengikuti jejak blok BRICS untuk beralih dari penggunaan dolar AS dalam transaksi perdagangan dan keuangan.

Baca Juga: Viral Prajurit TNI Tendang Motor Ibu ibu di Bekasi, Identitas Pelaku Terungkap

Negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) telah meningkatkan upaya dedolarisasi untuk menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan internasional dan mengurangi ketergantungan mereka pada USD. Mereka juga bekerja untuk membuat mata uang baru.

Berbicara pada konferensi pers setelah rapat dewan gubernur bulan ini, kepala bank sentral menegaskan bahwa Indonesia telah menerapkan sistem perdagangan mata uang lokal (LCT). 

"Indonesia telah memulai diversifikasi penggunaan mata uang dalam bentuk LCT. Arahnya sama dengan BRICS. Padahal, Indonesia lebih konkrit." kata Perry Warjiyo.

Baca Juga: Bingung Mau Liburan Keluarga Dimana? Simak Rekomendasi Tempat Wisata untuk Liburan Keluarga yang Menyenangkan!

Ia menjelaskan, sistem LCT Indonesia jauh lebih konkret dibandingkan pendekatan dedolarisasi BRICS, mengingat Indonesia sudah menerapkan metode diversifikasi mata uang dengan beberapa negara, antara lain Thailand, Malaysia, China, dan Jepang.

Selain itu, pemerintah Indonesia berencana untuk menandatangani kesepakatan dengan Korea Selatan mengenai transaksi mata uang lokal pada awal Mei, katanya.

Saat AS terus mempersenjatai dolar, negara-negara mencari alternatif, mulai dari menciptakan mata uang bersama yang baru hingga menggunakan mata uang lokal.

Baca Juga: BMKG, Gempa Mentawai Sumatera Barat Disebabkan Aktivitas Lempeng Indo Australia

Menteri Keuangan AS Janet Yellen baru-baru ini mengakui bahwa sanksi ekonomi yang digunakan terhadap negara-negara oleh AS menempatkan dominasi dolar dalam risiko.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X