Bisnisbandung.com - Indonesia berencana untuk mengikuti jejak BRICS dalam dedolarisasi dan beralih dari dolar AS dalam penyelesaian perdagangan dan transaksi keuangan.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, negara-negara BRICS sedang berupaya menciptakan mata uang bersama untuk mengurangi ketergantungan USD mereka yang kemudian dikenal dengan dedolarisasi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pada hari Jumat bahwa Indonesia sudah mengikuti jejak blok BRICS untuk beralih dari penggunaan dolar AS dalam transaksi perdagangan dan keuangan.
Baca Juga: Viral Prajurit TNI Tendang Motor Ibu ibu di Bekasi, Identitas Pelaku Terungkap
Negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) telah meningkatkan upaya dedolarisasi untuk menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan internasional dan mengurangi ketergantungan mereka pada USD. Mereka juga bekerja untuk membuat mata uang baru.
Berbicara pada konferensi pers setelah rapat dewan gubernur bulan ini, kepala bank sentral menegaskan bahwa Indonesia telah menerapkan sistem perdagangan mata uang lokal (LCT).
"Indonesia telah memulai diversifikasi penggunaan mata uang dalam bentuk LCT. Arahnya sama dengan BRICS. Padahal, Indonesia lebih konkrit." kata Perry Warjiyo.
Ia menjelaskan, sistem LCT Indonesia jauh lebih konkret dibandingkan pendekatan dedolarisasi BRICS, mengingat Indonesia sudah menerapkan metode diversifikasi mata uang dengan beberapa negara, antara lain Thailand, Malaysia, China, dan Jepang.
Selain itu, pemerintah Indonesia berencana untuk menandatangani kesepakatan dengan Korea Selatan mengenai transaksi mata uang lokal pada awal Mei, katanya.
Saat AS terus mempersenjatai dolar, negara-negara mencari alternatif, mulai dari menciptakan mata uang bersama yang baru hingga menggunakan mata uang lokal.
Baca Juga: BMKG, Gempa Mentawai Sumatera Barat Disebabkan Aktivitas Lempeng Indo Australia
Menteri Keuangan AS Janet Yellen baru-baru ini mengakui bahwa sanksi ekonomi yang digunakan terhadap negara-negara oleh AS menempatkan dominasi dolar dalam risiko.***
Artikel Terkait
Yellen mengatakan Amerika Serikat mencari hubungan ekonomi 'konstruktif' dengan China
Terawulf Mulai Mengaktifkan Fasilitas Penambangan Crypto Bitcoin Berkapasitas 50 MW
Setelah Penambangan Bitcoin, Kini Model AI Juga Mendapat Perhatian Tentang Dampak Lingkungan
Ini Alasan Robert Kiyosaki Menyukai Investasi Crypto Bitcoin
Mengingat Kembali Satoshi Nakamoto, Pencipta Crypto Bitcoin yang Menghilang 12 Tahun yang Lalu
Bank Pembangunan Baru dari Negara BRICS Kembali Masuk ke Pasar Obligasi USD