bisnisbandung.com - Direktur Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Nur Hygiawati, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi ketenagakerjaan nasional.
Saat ini tengah menghadapi tantangan serius akibat ketidaksesuaian antara sistem pendidikan dan kebutuhan dunia industri.
Menurutnya, mismatch ini menjadi hambatan utama dalam mengoptimalkan potensi tenaga kerja Indonesia, terutama dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang tidak menentu.
Nur Hygiawati menilai bahwa persoalan mendasar seperti rendahnya tingkat pendidikan dan kompetensi tenaga kerja masih menjadi pekerjaan rumah besar.
“Nah, ini yang jadi harus ada match, ya kalau kita selalu sampaikan antara apa yang kemudian diminta (demand) ini dengan yang perlu kita siapkan,” ujarnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube CNBC Indonesia.
Di sisi lain, peluang kerja sebenarnya tetap terbuka, namun belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena rendahnya keselarasan antara permintaan industri dan ketersediaan tenaga kerja yang sesuai.
Ia menjelaskan bahwa pelatihan keterampilan saat ini memang bisa dipercepat, namun tantangannya terletak pada substansi pelatihan dan kualitas lulusan pendidikan vokasi.
Baca Juga: Situasi Darurat! Rocky Gerung Ungkap Alasan TNI Jaga Kejaksaan
Meskipun jumlah lembaga vokasi meningkat, fokus selama ini masih dominan pada kuantitas dibanding kualitas.
Tingkat kebekerjaan lulusan vokasi belum tinggi, dan banyak dari mereka belum memiliki keterampilan teknis maupun pendukung teknologi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Lebih lanjut, Nur Hygiawati menegaskan pentingnya revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022.
Baca Juga: Pengadilan Seperti Toko Kelontong? Mahfud MD Kecam Praktik Korupsi dalam Peradilan
Upaya ini dirancang untuk memastikan bahwa sistem pendidikan vokasi berjalan seiring dengan perkembangan kebutuhan industri, serta memperkuat peran koordinasi dengan dunia usaha dan dunia kerja (Dudika).
Artikel Terkait
Kemiskinan dan pengangguran masih menghantui negeri ini, termasuk Jawa Barat
Pengangguran Jakarta Tembus 350.000, Pemprov Diminta Transparan dalam Rekrutmen PPSU
Prabowo Tak Mau ‘Ngemis’ ke Trump, Hendri Satrio: Sikap Mandiri Bagus, tapi Investasi Harus Masuk
Kini Dampaknya Terakumulasi, Mismatch Pendidikan Jadi Salah Satu Akar Masalah Pengangguran
PHK Meningkat, Cak Imin Minta Tata Kelola Ekonomi Dibenahi Total
Tingkat Pengangguran Masih Jadi Masalah Klasik Jabar