Bisnis Bandung - Agus Rohaendi Effendi, Pupuhu Utama (Ketua Utama) Komunitas Iket Sunda, sekaligus pemlik Distro Sunda.
Agus Rohaendi Effendi mengatakan, Distro Sunda (Disun) sejak tahun 2006. Pada saat itu di Bandung mulai bermunculan usaha di bidang clothing (distro). Agus Rohaendi Effendi kemudian mengaku tertarik untuk membuat distro juga.
"Sebelumnya saya ingin membuat distro yang bertemakan Kota Bandung, tetapi saat itu sudah ada yang membuat yaitu Mahanagari yang kebetulan penciptanya alumni, adik angkatan di Seni Rupa ITB, maka saya tak ingin membuat yang sama kemudian saya mencari tematik lainnya", cerita Agus Rohaendi Effendi
Agus Rohaendi Effendi mengungkapkan, beberapa tahun lulus di Seni Rupa ITB, ia pernah beraktifitas di sebuah sanggar seni sebagai artistik dan kostum desain yaitu di sanggar seni Jugala Center di Bandung.
Baca Juga: Hiasan Berbahan Bambu Asal Sumedang ini Masih Banyak Peminatnya
"Disana saya mengenal keindahan budaya Sunda secara dasar filosofi maupun tampilan estetikanya"
"Kemudian atas dasar ketertarikan pada budaya Sunda, saya putuskan untuk memilih budaya sunda sebagai tematik distro yang saya dirikan, yang pada saat itu sama sekali tidak ada satupun yang membuat budaya sunda sebagai tema produk, kebanyakan bertemakan negara barat, british, beberapa style jepang dan sebagainya"
Bagi Agus Rohaendi Effendi, Distro Sunda adalah aplikasi keilmuannya di Seni Rupa ITB, dimana membuat produk kreatif adalah salah satu garapan bidang desain"
"Latar belakang keluarga juga ada berpengaruh pada esensi produk saya, sebab beberapa keluarga saya ada yang beraktifitas di dunia seni termasuk seni budaya Sunda"
Berdasar pada latarbelakang di bidang desain, maka produk distrosunda hampir 80% berupa produk khusus/produk custom, lebih menitik beratkan pada kreatifitas penciptaan desain baru, tidak pada kuantitas produksi
Baca Juga: Baju Lukis Cabut Warna Produk Unik, Dilukis Disertai Dengan Hati
Pemasaran produk tentunya terutama kepada lokal konsumen Bandung dan Jawa Barat tetapi beberapa desain produknya juga lebih dapat diterima oleh konsumen non Sunda, Agus Rohaendi Effendi meningkatkan tampilan visual yang universal agar bisa dikonsumsi oleh semua kalangan.
Agus Rohaendi Effendi mengungkapkan, pemasaran pada 5 tahun pertama dilakukan di tempat sebuah toko di jalan Kurdi - Mohammad Toha Bandung, kemudian berpindah ke mall PVJ (Parij Van Java) Bandung.
Sedangkan penyebaran promosi produk dilakukan dengan mengikuti stand pameran di Bandung, Jakarta serta beberapa kota diluar Jawa Barat.
Seperti distro lainnya, distrosunda juga memasarkan secara online melalui media sosial facebook, instagram dan lainnya.
Artikel Terkait
Inovatif, Hijab Ini Trendy Tapi Classy, Tidak Terawang, Flowy
Melestarikan Tradisi Melalui Batik Garutan yang Memiliki Ciri Khas Warnanya yang Cerah dan Beragam
Andalkan Quality Control, Tunik Ini Jahitannya Rapi dan Berkualitas
Keseruan DCDC Ngabuburit Di Uninus
DCDC Ngabuburit Sukses Membius Penonton Di Ikopin Jatinangor
BSS 3.0 Kembali Memuaskan Para Pecinta Sneaker & Streetwear