Bisnis Bandung - Siapa tidak mengenal sosok pengusaha muslim keturunan Tionghoa, Jusuf Hamka atau Babah Alun.
Jusuf Hamka merupakan pengusaha muslim keturunan Tionghoa yang cukup kahot ditanah air. Ia boleh dibilang sebagai "Raja Jalan Tol Indonesia"
Mualaf ini dalam paparannya di chanel youtube Helmy Yahya Bicara, memaparkan bagaimana ia memaknai soal kekayaan dan kesederhanaan dalam mengarungi hidup.
Baca Juga: Teknik Dasar Public Speaking Agar Tidak Gugup
Sebelum menjadi Raja Jalan Tol seperti saat ini, Jusuf Hamka seringkali bermasalah dengan aparat hukum. Menurut pengakuan Babah Alun, ia sempat 5 kali dipenjara.
Kelima kasusnya berbeda beda. Kasus pertama, ditangkap pada tahun 1974. Jusuf Hamka ditangkap pada saat terjadinya peristiwa Malari. Saat itu tengah diberlakukan jam malam, dan ia tertangkap karena melanggar pemberlakuan jam malam, saat itu ia tengah aktif di Trisakti.
Kemudian ditangkap saat di Palangkaraya, Kalimantan tengah gara gara melaporkan karena ada kasus pencurian kayu ditempatnya. Ternyata ada kolaborasi dengan oknum, dan akhirnya Babah Alun ditangkap.
Baca Juga: Ini Penampakan Gamis Abaya, Trend Gamis Tahun 2022
Ketiga, ditangkap atas sangkaan terkait peristiwa Banteng, tahun 1982.
Kemudian yang keempat ditangkap karena kasus kebulatan tekad pada 1987. Dan yang terakhir ditangkap/diintograsi pihak berwenang karena memberikan penghargaan kepada Habib Rizieq Sihab, sebagai Man Of The Year.
Dikatakakannya, ada dua faktor yang menyebabkan dirinya dipenjara oleh aparat penegak hukum yakni karena bandel atau kebegoannya.
Baca Juga: Resep Vietnam Spring Roll Sayur
Jusuf Hamka mengaku meski beberapa kali dipenjara, ia mengklaim tidak pernah dendam kepada pemerintah.
Menurutnya satu musuh kebanyakan, seribu teman masih kurang. Agama apapun, suku apapun bahkan tidak memiliki apapun baginya adalah teman.
"Burung tidak memilki agama, setiap pagi datang ketempat saya, saya kasih makan, kasih jagung. Bahkan ada juga burung laut/kuntul datang saya kasih makan lele setiap datang ketempat saya,"ujarnya.
Cerita Jusuf Hamka Hijrah dan Menjadi Mualaf
Jusuf hamka mengaku masuk agama islam tahun 1981. Saat itu usianya 23 menuju usia 24 tahun.
Dikatakakannya islam telah membenruk karakternya sejak ia masih muda karena teman temannya mayoritas beragama islam.
Salah satu cerita yang menginspirasi saya masuk agama islam, hijrah atau menjadi mualaf yakni waktu ibunya sakit strooke.
Waktu itu didepan rumah saya ada mesjid dan suara speaker/toanya langsung terdengar kerumah.
Baca Juga: Jokowi - Luhut 3 Periode, Ini Kata Amien Rais
"Waktu itu saya banyak teman muslim dan berinteraksi dengan pengurus mesjid, kemudian saya bilang ke pak kiayai, ibu saya sakit, ibu saya kadang-kadang suka bangun. Kemudian saya meminta boleh nggak volume speakee/toa suaranya dikecilkan selama 3 hari atau sampai ibu saya sembuh nanti atau kami sambil mencari saudaranya,"kata Jusuf Hamka alias Babah Alun.
Kemudian kiayi mesjid itu berkata kepada saya, "Alun, kamu jangan khawatir, kita tidak akan pakai speaker luar kita hanya pakai speaker/toa dalam. Kamu minta 3 hari, saya kasih seminggu. Akhirnya ibu saya kembali sehat,"ceritanya.
Dari peristiwa itu, Jusuf Hamka mengaku kalau toleransi umat islam besar sekali. Itu salah satu faktor yang membawanya masuk islam.
Baca Juga: Bubur Kampiun Kuliner khas Ramadhan
Kalau kita pakai toa/speaker tidak toleransi kepada tetangga kita salah.
Menurutnya terkait larangan toa/speaker harus kita ambil hikmahnya.
Dikatakannya Menteri Agama sangat toleran dan bagus, bagus karena dia memahami apa yang dirasakan oleh non muslim, adzan itu wajib kita siarkan, tetapi dalam beragama jangan sampai ada yang terganggu. Umat Islam jangan merasa bisa, tapi harus bisa merasa.
Islam harus menunjukkan kebesarannya. Kejayaannislam harua kita besarkan. Kalau kita sedikit sedikit marah dan diluar toleransi perintah nabi, maka kita memperkecil kejayaan islam
Justru kita harus mengembangkan islam yang sejuk, islam yang rahmatan lil alamin. Sebab islam itu bukan rahmatan lil muslimin, tetapi rahmatan untuk seluruh alam semesta
Jusuf Hamka diislamkan oleh Buya Hamka, kemudian berubah nama menjadi Jusuf Hamka. Sebelumnya namanya yakni Alun Josef.
Baca Juga: Buah khas Ramadhan kaya manfaat
Juauf Hamka mengaku hijrah atau menjadi mualaf, karena gerak Allah. Ia mengaku waktu itu nakal sekali jaman Jahiliyah. Digerakan karena melihat majalah, kemudian datang ke Mesjid Al Alzhar. Kemudian dibawa oleh salah seorang tokoh untuk bertemu Buya Hamka.
Saat itu Jusuf Hamka mengaku belum kenal dengan Buya Hamka, tetali sudah tahu Buya Hamka Ketua MUI, dan alhamdulilah akhirnya hijrah
"Rencananya saya akan hijrah atau menjadi mualaf keesokan harinya, namun Buya Hamka menyatakan, kalau kamu masuk islam besok, kemudian kamu terkena musibah, misalkan kecelakaan dan kamu maaih dalam keadaan kafir maka saya ikut menanggung dosa, demikian kata Buya Hamka.
Baca Juga: Ingin Berinvestasi Saham Secara Syariah?, 4 Indeks Saham Syariah Ini Menarik Untuk dicermati
Akhirnya saya mengucapkan dua kalimat syahadat, dibimbing langsung oleh Buya Hamka.
3 bulan kemudian ketika saya tengah di Lemhanas, dipanggil oleh Buya Hamka. Katanya kamis malam akan ada syukuran.
Pada acara syukuran tersebut saya dikasih cincin, kemudian diangkat sebagai anak ideologis Buya Hamka.
Tetapi Buya Hamka menegaskan, kalau saya mempunyai tugaa. Tugasnya adalah mengajak saudara saudaramu, teman teman Tionghoa mj kembali ke agama leluhur mereka yaitu islam.
Baca Juga: Menu Berbuka Puasa, Teh Bunga Telang Dengan Lemon Dan Madu
Selanjutnya Jusuf Hamka pun ditugaskan untuk mengharumkan nama islam.
Menurut Buya Hamka, mengharumkan nama islam bukan berarti harus mengaji, tetapi bagaimana dengan caramu.
"Alhamdulilah sekarang ketemu, caranya dengan berdagang nasi kuning, membangun mesjid, lilahi taala, semuanya tidak ada donasi, hanya dari keluarga besar, dan alhamdulilah dari situ rejeki terus bertambah dan berkah", klaimnya.
Buya Hamka tokoh Muhamadiyah sedangkan Jusuf Hamka pengurus Nahdalatul Ulama, dua organisasi yang berbeda.
"Tidak ada masalah antara muhamadiyah dengan NU, hanya berbeda mazhab/aliran saja yang berbeda. Muhamadiyah sahabat baik saya, FPI sahabat saya, Majelis Dakwah sahabat saya, dan hanya NU yang membuka pintu untuk saya menjadi pengurus,"katanya.
"Islam saya moderat, saya tida mengerti soal mazhab, soal aliran, saya ngertinya kasih orang, kaum dhuafa dan anak yatim piatu, membuat tempat ibadah,"tambahnya.
Orang Islam Harus Kaya
Jusuf Hamka mengaku dirinya hanya lulusan SMA, tetapi pernah kuliah di fakultas kedokteran UI, kemudian kuliah Sospol di Jaya Baya, kemudian kuliah di Canada. Tetapi kuliahnya tidak ada yang beres satupun.
Meskipun tidak tamat, tetapi yang penting saat ini bermanfaat. Wawasan beefikir luas dan lebih komplet", tegasnya.
Alhasil pernah menjabat sebagai staf khusus Mensos sekarang staf khusus menteri perekonomian.
Jusuf Hamka mengaku punya tekad bahwa menjadi orang islam harus menjadi orang kaya, kalau tidak kaya tidak bisa sedekah, tidak akan bermanfaat, tidak akan bisa membantu orang lain.
Sekarang Jusuf Hamka menjadi pembina klenteng teffua di Jakarta, juga menjadi pembina krematoroum. Meskipun bersebrangan dengan islam.
Jusuf Hamka mengaku jabatan tersebut bukan keinginannya, tetapi diminta. Bahkan saat ini dirinya diminta untuk menjadi pembina 2 klenteng besar di Singkawang. Menurutnya yang terpenting tidak berurusan dengan aqidah.
Islam itu agama toleran, jangan bawa kepada fanaitisme buta yang tidak karuan.
Baca Juga: Tips Tips Sebelum Workout Saat Menjalankan Puasa
Ini Arti Kaya Sesungguhnya
Program setiap hari Jumat, Jumat Bahagia Bersama Babah Alun. setiap jumat dirinya mengumpulkan anak yatim 100 – 200 orang kemudian ajak makan setelah sholat jumat, kemudian sawer untuk jajan, alhamdulilah uang pribadi tidak minta dari orang, bukan riya atau sombong.
Menurut Jusuf Hamka, orang islam harus kaya, ibadah itu wajib, tapi kerja untuk kaya itu juga wajib, supaya bermanfaat untuk orang
Carilah uang sebanyak banyaknya seolah olah kau akan hidup seribu tahun lagi. Tapi berbuat amal baik sebanyak-banyaknya seolah-olah kau akan mati besok
Beragama itu yang penting perilakunya. Dalam manusia itu ada perilaku baik dan jahat bagaimana kita yang menentukan.
Baca Juga: Ramadhan hambar tanpa Kolang Kaling
Ingat, kaya itu bukan materi, kaya itu yang penting hati simpati, empati dan belas kasihan, bisa menolong orang itu kaya sebenarnya. Menolong orang bukan hanya harta, seyuman, tenaga itu juga bentuk pertolongan.
kekayaan harus dicari dengan halal, dan dimanfaatkan untuk seoptimal mungkin untuk kebermanfaatan.
Program lain yang digulirkan yakni program nasi kuning, dijual dengan harga Rp 3000.
Dijual dengan harga tersebut karena ingin orang yang benar-benar membutuhkan nasi kuning tersebut.
Kalau dikasih gratis, orang yang tidak membutuhkan ikut mengambil.
Menurutnya program jual nasi kuning murah pun bukan hanya bisnis, tetapi berbagi amal/shodaqah.
Bukan hanya bisnis yang tidak boleh dimonopoli, amal/shadaqah pun tidak boleh dimonopli.
"Kebiasaan beli Rp 10 ribu, kini harus bayar Rp 3.000, artinya masih ada 7000, untuk shodaqah orang yang membeli nasi kuning seharga Rp 3000 kepada orang lain, jadi ajang shodaqoh diantara kita, berbagi pahala"
Program shadaqah nasi kuning juga targetnya tidak/jangan mematikan pelaku umkm disekitar tempat berlangsungnya program jual nasi kuning murah.
Kita mau sedekah mereka mencari nafkah, kita mau mencari berkah mereka mencari uang untuk anak sekolah"
Target selanjutnya yakni mendirikan 1000 mesjif diseluruh Indonesia
Hidup sesuai standar Hidup
Jusuf Hamka menegaskan, kita harus hidup sesuai dengan standar hidup kita, rejeki yang kita punya ada rejeki orang lain supaya kita amanah.
kalau kita mencari uang dengan ridha ilahi dan takdir kita yang sudah ada, pasti ada jalan, apapun kesulitannnya pasti akan diberi jalan lapang oleh Allah
Baca Juga: Jokowi - Luhut 3 Periode, Ini Kata Amien Rais
Berkomitmen Rampungkan Tol Cisumdawu.
Jusuf Hamka berkomitmen kepada pemerintah tol Cisumdawu akan rampung pada Agustus 2022 ini, sehingga Bandara Kertajati tidak mangkrak, proyek kebanggaan kita, dan kita siap kerahkan semua sumber daya yang dimilki.***