Benarkah Kita Bisa Menjadi Lebih Bahagia Dengan Slow Living?

Dalam slow living, fokuslah pada aktivitas yang memberikan kebahagiaan, anda boleh menolak aktivitas yang tidak penting dan tidak membahagiakan.

 

Dalam slow living, kita hanya membeli barang yang diperlukan, bersyukur atas apa yang telah dimiliki.

 

Dalam slow living, anda terhubung dengan alam, melakukan aktivitas berjalan, menghirup udara segar di halaman rumah, melakukan aktivitas berkebun, membuat hati lebih damai, bahagia dan memelihara energi positif.

 

Dalam slow living, kita memelihara hubungan, menginvestasikan waktu berkualitas dan terlibat dalam percakapan mendalam dan bermakna.

 

Dalam slow living, kita melatih kesadaran diri dengan meditasi, bernapas dalam, sehingga menjaga ketenangan hati, meredakan kecemasan.

 

Dalam slow living, kita menghargai hal-hal kecil, berbahagia akan pencapaian kecil. Demikianlah hidup yang akan terasa nyaman.

 

Bila kita banyak melihat di media sosial betapa nyamannya hidup slow living, memang begitu adanya.

 

Dalam gaya hidup slow living, kita tak lagi sibuk menilai orang lain, kita menikmati detik demi detik kehidupan yang kita jalani.

 

Kita mengalir sesuai alur kehidupan yang diberikan Tuhan bagi kita, hidup selaras dengan alam semesta.

 

Kita bukan ingin merubah alam, kita ingin senantiasa berdamai dengan alam.***