Mewanti-Wanti Krisis Tersembunyi, Celios Hitung Bahaya Kebijakan Tarif Tinggi AS

photo author
- Minggu, 13 Juli 2025 | 07:30 WIB
Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) (Tangkap layar youtube Metro TV)
Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) (Tangkap layar youtube Metro TV)

bisnisbandung.com - Rencana penerapan tarif tinggi oleh Amerika Serikat, khususnya tarif sebesar 32% yang ditetapkan oleh Presiden Donald Trump, dinilai dapat menimbulkan krisis tersembunyi bagi perekonomian Indonesia.

Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), menegaskan bahwa dampaknya akan terasa signifikan, terutama pada sektor ekspor dan tenaga kerja.

Menurut perhitungan Celios, kebijakan tarif tersebut diperkirakan akan menyebabkan penurunan output ekonomi nasional hingga Rp4 triliun dalam satu tahun.

Baca Juga: Dampak Serius Tarif Trump, Apindo Khawatirkan Picu Anjloknya Ekspor dan Tenaga Kerja

Selain itu, pendapatan tenaga kerja berpotensi berkurang hingga Rp52 triliun, nilai ekspor turun Rp105,9 triliun, dan penyerapan tenaga kerja bisa menyusut sebanyak 1,2 juta orang secara nasional.

Nailul Huda menyoroti bahwa efek dari kebijakan ini akan dirasakan dalam jangka waktu 12 bulan sejak diberlakukan.

Salah satu sektor yang paling terdampak adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT), yang selama ini sangat bergantung pada pasar ekspor ke Amerika Serikat.

Celios memperkirakan sektor ini bisa kehilangan sekitar 190.000 tenaga kerja akibat turunnya permintaan dari pasar AS.

Baca Juga: GAIKINDO Peringatkan Potensi PHK, Desak Pemerintah Reformasi Pajak Kendaraan

“Kami kalkulasikan pengurangannya sekitar 190.000 tenaga kerja, jika ekspor kita ke Amerika menurun,” jelasnya dilansir dari youtube Metro TV.

“Dan jangan lupa, kita masih sangat bergantung pada ekspor TPT (tekstil dan produk tekstil) ke Amerika,” terusnya.

Penurunan permintaan ekspor akan berdampak langsung pada proses produksi industri dalam negeri. Jika produksi turun, maka ekspansi usaha akan terhambat dan dapat memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

Nailul menjelaskan bahwa ini adalah konsekuensi logis dari menurunnya daya serap pasar terhadap produk Indonesia.

Baca Juga: Dampak Serius Tarif Trump, Apindo Khawatirkan Picu Anjloknya Ekspor dan Tenaga Kerja

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X