Lebih lanjut, ia menggarisbawahi bahwa QRIS lahir dari kepentingan nasional untuk menyediakan sistem pembayaran yang cepat, mudah, dan aman, di tengah meningkatnya ancaman kejahatan digital.
Dari awal kemunculannya, QRIS diremehkan, namun kini telah mencatat miliaran transaksi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari ekosistem ekonomi digital Indonesia.
Dr. Indrawan juga menekankan pentingnya Indonesia untuk tetap teguh mempertahankan sistem pembayaran yang dibangun dari kebutuhan rakyatnya sendiri.
Ia mempertanyakan apakah tekanan dagang dari AS benar-benar demi prinsip perdagangan bebas atau sekadar upaya memulihkan dominasi Visa dan Mastercard yang mulai tergeser oleh sistem seperti QRIS.***
Baca Juga: Maling Minggir! Dedi Mulyadi: Jawa Barat Kini Punya Penjaga Digital di Tiap Perbatasan
Artikel Terkait
Negosiasi Dagang Indonesia-AS, Pengusaha Ini Ungkap Hitung-Hitungan Ekonomi yang Sebenarnya Sederhana
Indonesia Tak Akan Tunduk Buta pada Tekanan Impor AS, Luhut: Kita Paham Betul
Data Finansial Indonesia Dipertaruhkan? QRIS dan GPN Jadi Taruhan dalam Negosiasi Dagang RI-AS
Amerika Serikat Juga Merasa Korban Globalisasi? Sri Mulyani Ungkap Pertemuan dengan Pihak AS
Investor Kripto Full Senyum, Harga Kripto Bitcoin Tembus 100.000 dolar AS
Trump Akan Akui Negara Palestina! AS di Ambang Kebangkrutan, Abraham Accord Jadi Senjata Baru demi Ambisi Israel Raya