Bahkan, menurutnya, gerai milik Trump sendiri yang menjual merchandise kampanye diketahui memproduksi barangnya di China.
Selain itu, Tom mencatat dampak lainnya yaitu terbongkarnya rahasia produksi brand-brand mewah asal Barat di China.
Pabrik di negara tersebut mulai membuka informasi yang selama ini dikunci dalam perjanjian kerahasiaan, termasuk rincian biaya produksi dan asal-usul barang.
Hal ini membuat citra dan nilai merek Amerika serta Eropa terancam, seiring munculnya produk tiruan dengan harga lebih murah.
Dari sisi pasar finansial, Tom menilai kebijakan ini memperburuk ketidakpastian. Indeks saham utama Amerika menjadi fluktuatif, investor beralih ke aset aman seperti emas, dan risiko inflasi meningkat.
Baca Juga: Disorot Media Internasional! Rocky Gerung: Premanisme Dipakai Demi Kepentingan Politik dan Bisnis
Ia juga menilai bahwa meskipun tujuan Trump adalah menarik kembali manufaktur ke dalam negeri, kenyataannya langkah tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan. Beberapa sektor industri bahkan mengalami penurunan produktivitas.
Tom MC Ifle menyimpulkan bahwa kebijakan tarif dagang AS bukan hanya soal perdagangan, tapi juga pertarungan ego, strategi geopolitik, dan tes kekuatan ekonomi global.
Ia menganggap bahwa langkah ini lebih merupakan bentuk uji kekuatan, untuk melihat siapa mitra yang tunduk dan siapa yang akan melawan.
Namun, dalam proses tersebut, justru ada risiko bahwa Amerika Serikat akan menghadapi tekanan balik yang berat dari negara-negara mitra, serta gangguan dalam stabilitas ekonomi global.***
Baca Juga: Indonesia Memang Butuh, Uji Coba Vaksin TBC dari Bill Gates Bukan Jadi ‘Kelinci Percobaan’
Artikel Terkait
Prabowo Sejak Lama Ingin Mengevakusi 1000 Warga Gaza, Jauh Sebelum Donald Trump
Ekonom Senior Ungkap Upaya Pemerintah Lindungi Industri dari Dampak Tarif Trump
‘Trump Menilai Indonesia Ketakutan’ Pakar Keuangan Global: Dia Punya Riset yang Luar Biasa
Sri Mulyani Ungkap Negosiasi Tarif Trump: Indonesia Tak Mau Kena Dampak Langsung!
Strategi Baru! Indonesia Siapkan 3 Satgas untuk Percepat Deal dengan Kebijakan Tarif Donald Trump
Prabowo Tak Mau ‘Ngemis’ ke Trump, Hendri Satrio: Sikap Mandiri Bagus, tapi Investasi Harus Masuk