Alasan Bukalapak Tutup Bisnis, Dr Indrawan Nugroho Singgung Promosi Agresif Shopee

photo author
- Sabtu, 8 Februari 2025 | 19:53 WIB
Bukalapak (Tangkap layar youtube Dr Indrawan Nugroho)
Bukalapak (Tangkap layar youtube Dr Indrawan Nugroho)

bisnisbandung.com - Bukalapak, salah satu pionir e-commerce di Indonesia, secara resmi menutup layanan marketplace-nya pada 7 Januari 2025.

 Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Bukalapak sebelumnya dikenal sebagai platform yang berperan besar dalam memberdayakan UMKM dan pelapak kecil sejak berdiri pada tahun 2010.

Menurut Dr. Indrawan Nugroho, strategi promosi agresif yang diterapkan oleh Shopee menjadi salah satu faktor yang membuat Bukalapak kesulitan bersaing.

“Bukalapak pernah merasakan tekanan yang begitu kuat. Itu terjadi ketika strategi bakar uang mulai menjadi norma,” terangnya dilansir Bisnis Bandung dari youtube Dr. Indrawan Nugroho.

Baca Juga: Ambisi Jokowi Bangun IKN, Deddy Sitorus: Jangan Sampai ASN Jadi Korban!

“Dengan strategi tersebut, Shopee, misalnya, menggunakan taktik promosi agresif seperti gratis ongkir, diskon besar-besaran, dan juga fitur ShopeePay,” lanjutnya.

Shopee menggunakan berbagai taktik pemasaran seperti gratis ongkir, diskon besar-besaran, serta fitur ShopeePay yang membuatnya semakin menarik bagi konsumen.

Pendekatan ini memotong margin keuntungan dalam jangka pendek, tetapi berhasil membangun loyalitas pelanggan dan meningkatkan volume transaksi secara signifikan.

Persaingan semakin sengit ketika e-commerce lain turut mengadopsi strategi serupa. Tokopedia, misalnya, semakin kuat setelah diakuisisi oleh ByteDance pada Desember 2023.

Baca Juga: Tanah Rakyat Bukan untuk Oligarki, Said Didu: Geram, Segera Kembalikan!

 Kombinasi antara basis pengguna Tokopedia yang besar dan inovasi fitur belanja di TikTok menciptakan ekosistem yang sulit disaingi oleh Bukalapak.

“Berubahnya peta pertempuran membuat Bukalapak semakin tertekan dan kehilangan daya saing. Data menunjukkan betapa tertinggalnya Bukalapak,” ujar Dr. Indrawan Nugroho.

Data menunjukkan bahwa Bukalapak semakin tertinggal dari para pesaingnya. Pada 2020, Tokopedia mencatat transaksi senilai 16,5 miliar dolar AS, Shopee mencapai 11,7 miliar dolar AS, sementara Bukalapak hanya membukukan transaksi sebesar 4,3 miliar dolar AS.

Baca Juga: Pembangunan IKN Dikritik Amien Rais, Masih Ada Harapan atau Tidak?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X