Alasan Bukalapak Tutup Bisnis, Dr Indrawan Nugroho Singgung Promosi Agresif Shopee

photo author
- Sabtu, 8 Februari 2025 | 19:53 WIB
Bukalapak (Tangkap layar youtube Dr Indrawan Nugroho)
Bukalapak (Tangkap layar youtube Dr Indrawan Nugroho)

 Kesenjangan ini terus melebar, menandakan bahwa Bukalapak kehilangan daya saing di industri e-commerce.

Dr. Indrawan Nugroho juga menyoroti perubahan tren belanja yang semakin mengarah ke pengalaman interaktif, seperti live shopping.

Shopee Live dan TikTok Shop berhasil mengubah cara konsumen berbelanja dengan memberikan pengalaman lebih menarik dan interaktif.

Fitur ini memungkinkan pembeli melihat produk secara langsung, berinteraksi dengan penjual, dan membuat keputusan pembelian lebih cepat.

Baca Juga: Ngeri! Said Didu Sebut SDA Morowali ‘Dijual’ ke China Secara Legal

 Sayangnya, Bukalapak tidak mampu mengejar tren ini, sehingga semakin tertinggal di persaingan industri.

Selain faktor kompetisi yang ketat, kondisi pasar global juga menjadi tantangan bagi Bukalapak. Fenomena "tech winter" membuat investor lebih berhati-hati dalam menggelontorkan dana ke sektor teknologi. Akibatnya, pendanaan bagi perusahaan e-commerce semakin sulit didapat, terutama bagi pemain yang tidak memiliki daya saing kuat seperti Bukalapak.

Namun, penutupan marketplace ini bukan berarti Bukalapak benar-benar menyerah. Sebaliknya, perusahaan telah menyiapkan strategi transformasi bisnis sejak 2021.

Baca Juga: Bahlil Itu Orang Kepercayaan Jokowi, Selamat Ginting Ingatkan Publik

Mereka kini lebih fokus pada produk virtual, gaming, investasi ritel, dan Mitra Bukalapak.

Layanan seperti penjualan pulsa, token listrik, dan voucher game telah menjadi tulang punggung bisnis Bukalapak, dengan kontribusi yang jauh lebih besar dibandingkan marketplace produk fisik.

Keputusan ini sejalan dengan visi Bukalapak untuk menciptakan ekosistem bisnis yang lebih berkelanjutan.

“Keputusan mereka menutup e-commerce produk fisik adalah sebuah langkah logis. Dengan begitu, mereka bisa lebih fokus pada sektor-sektor yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar,” ungkap Dr. Indrawan Nugroho.

“Bukalapak memilih mengembangkan ceruk pasar yang sesuai dengan kekuatannya daripada memaksakan diri terus bersaing dengan Shopee dan Tokopedia,” tutupnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X