Bisnisbandung.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami pelemahan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah ini akan menjadi bencana atau justru untung bagi rakyat Indonesia.
Dalam youtubenya, Pengamat politik dan sosial Ikrar Nusa Bhakti mencoba mengupas fenomena ini.
Baca Juga: Libur Nataru, BRI Tetap Siap Layani Kebutuhan Nasabah
Menurut Ikrar Nusa Bhakti melemahnya rupiah tidak sepenuhnya membawa dampak negatif.
Bagi masyarakat perkotaan yang gemar mengonsumsi barang impor, pelemahan rupiah jelas menjadi beban karena harga barang naik signifikan.
Sebaliknya bagi produsen hasil tambang dan produk pertanian seperti kopi, kelapa sawit, dan vanili, kondisi ini justru menguntungkan.
“Mereka bisa mendapatkan nilai tukar yang lebih tinggi dari hasil ekspor mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Prof Ikrar Nusa Bhakti Beberkan Dampak Kenaikan PPN 12 Persen, Ekonomi Rakyat Terancam
Namun Ikrar Nusa Bhakti juga menyoroti bahwa keuntungan ini tidak merata.
Sektor pertanian dan tambang di daerah terpencil mungkin bergembira tetapi masyarakat perkotaan dan usaha kecil-menengah yang bergantung pada impor merasakan tekanan ekonomi yang berat.
Ikrar Nusa Bhakti mengkritik pengelolaan ekonomi nasional terutama dalam konteks kepercayaan terhadap institusi penting seperti Bank Indonesia.
Menurutnya isu dugaan korupsi terkait program CSR Bank Indonesia menjadi salah satu faktor yang melemahkan kepercayaan pasar.
“Kalau BI sebagai bank sentral terganggu reputasinya dampaknya besar baik untuk investor asing maupun pelaku pasar dalam negeri,” tegasnya.
Baca Juga: Lukisan Yos Suprapto Dipersoalkan, Ikrar Nusa Bhakti: Begitu Takutnya dengan Jokowi?
Artikel Terkait
Kontroversi Pameran Galeri Nasional, Fadli Zon Klarifikasi Soal Kurasi Lukisan
Gibran: Presiden Prabowo Beri Atensi Khusus untuk Kelancaran Nataru
Rocky Gerung Tantang Fadli Zon Debat Soal Lukisan Yos Suprapto yang Kontroversial
PPN 12% Jadi Ujian Berat bagi Prabowo, Rocky Gerung: Harus Dibatalakan!
Yenny Wahid Kritik Rencana Kenaikan PPN, Utamakan Rakyat Bukan Angka
Basuki Hadimuljono Tegaskan Konglomerat Investasi di IKN Bukan Hanya Karena Perintah Jokowi