Selama proses rekrutmen, rekan-rekan menjadi diri sendiri.
Menurut Human Capital Management dari PT Paragon Technology and Innovation, ketika proses wawancara banyak kandidat jawaban sangat normatif.
“Jawabannya seperti hasil googling, dan nampak sekali tidak mencerminkan kepribadian sendiri,” ujar Mba Andita.
Pernyataan normatif sendiri biasanya bersifat baku, cenderung singkat, dan kandidat tidak menjelaskan secara detail pernyataannya sendiri.
Biasanya jawaban normatif didapat karena calon karyawan terpaku jawaban hasil pencarian artikel di internet.
Lain kasus kesalahan calon karyawan menurut tim rekrutmen PT Bekaert Indonesia adalah hasil psikotes dan saat wawancara berbeda.
Hasilnya seperti merupakan hasil dari dua kepribadian bertolak belakang, sehingga menampakkan adanya ketidakjujuran baik di saat psikotes atau wawancara kerja.
Recruiter ingin calon karyawan menjadi diri sendiri selama proses rekrutmen, sehingga recruiter menganalisis dan menggali lebih banyak mengenai potensi diri calon karyawan.
"Tidak menjadi diri sendiri terlihat dari Anda mengungkapkan sesuatu ke recruiter.
Bila jawaban atau pernyataan pendek serta tak bisa calon karyawan kembangkan, biasanya tak jujur,” pungkas HRD PT Bekaert Indonesia.
5. Tidak Memperhatikan Penampilan
Rapilah dan berikan penampilan terbaik saat proses rekrutmen. Pemilihan pakaian bisa disesuaikan perusahaan dilamar.
Bila melamar kepada perusahaan korporat, rekan-rekan bisa mengenakan pakaian formal, tetapi bila melamar ke industri kreatif, anda bisa memilih pakaian formal-casual tetap sopan.
Rapilah dan berikan penampilan terbaik saat rekrutmen, kerapian dalam berpakaian mencerminkan bagaimana cara Anda menghargai diri sendiri.
Artikel Terkait
Inilah Sinopsis Jurnal Risa by Risa Saraswati sudah menjadi Trending Tropic Sosial Media
Standar Ganda Media Penembak Trump Dari Ras Kulit Putih, Netizen: Kalau Muslim Media Langsung Melabeli Sebagai Teroris
Garuda Biru Membanjiri di Media Sosial: Simbol Gerakan "Peringatan Darurat"
Nama Mulyono Viral di Media Sosial di Tengah Gelombang Demonstrasi, dan Alasan Namanya di Ganti Menjadi Jokowi
Kisruh Larangan Hijab di RS Medistra, Mengapa Banyak Media yang Sempat Bungkam?
Pandji Pragiwaksono Bicara Kritis, Menilai Dinasti Politik Jokowi dan Etika Media Sosial