Bisnisbandung.com - Angklung adalah alat musik yang berkembang di masyarakat Sunda. Angklung terbuat dari bambu bambu yang dipotong ujungnya.
Angklung mulai berkembang di masa kerajaan Sunda. Angklung awalnya dimainkan untuk mengawali penanaman padi,untuk menghormati dewi Sri Pohaci sebagai dewi padi.
Permainan angklung diharapkan memikat dewi Sri Pohaci,sehingga tanaman padi tumbuh subur.
Baca Juga: Lebih murah! Harga cuma 1 jutaan, Yuk intip spesifikasi Samsung Galaxy A04
Angklung dibuat dari bambu hitam dan bambu ater. Tiap nada dihasilkan dari bilah ruas bambu yang bervariasi besar dan kecil.
Angklung juga berfungsi sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Angklung juga dimainkan saat panen dan diarak bersama usungan panen.
Pada tahun 1908 dikirim delegasi permainan angklung ke Thailand,dan mulailah seni angklung digemari di sana.
Baca Juga: Detik Detik Mencekam Pesawat Lion Air Putar Balik Ke Bandara
Sejak tahun 1966, Udjo Ngalagena mengembangkan teknik permainan angklung berdasarkan laras slendro,pelog dan madenda.
Dalam sajian hiburan,angklung dimainkan saat terang bulan dan tidak hujan. Masyarakat Sunda memainkan angklung di halaman luas di pedesaan.
Lagu yang dimainkan adalah Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, Kokoloyoran, Ayun-ayunan, Pileuleuyan, Gandrung Manggu, Rujak Gadung, Mulung Muncang, Giler, Ngaranggeong, Aceukna, Marengo, Salak Sadapur, Rangda Ngendong, Celementre, Keupat Reundang, Papacangan, dan Culadi Dengdang.
Baca Juga: 7 Cara Cepat Kaya Di Usia Muda, Ternyata Bisa Dilakukan Oleh Siapa Saja
Angklung dimainkan oleh delapan orang. Ditambah tiga penabuh bedug ukuran kecil membuat posisi berdiri sambil berjalan melingkar.