Bisnisbandung.com - Fenomena praktik prostitusi daring kian mencuat di kawasan sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).
Laporan masyarakat yang masuk ke Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) semakin banyak.
Khususnya dari wilayah Desa Bumi Harapan yang disebut menjadi salah satu titik rawan.
Baca Juga: Bukan Hukuman, Dedi Mulyadi Sebut Barak Militer sebagai Solusi Pendidikan Karakter
Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP PPU, Rakhmadi, mengungkapkan bahwa pola praktik esek-esek tersebut memanfaatkan aplikasi pesan instan dan platform digital.
Para pekerja seks komersial (PSK) disebut lebih memilih guest house dengan harga sewa rendah sebagai lokasi operasionalnya.
“Dalam sehari mereka bisa melayani beberapa pelanggan dengan tarif bervariasi, mulai dari Rp300.000 hingga Rp500.000,” ujarnya.
Baca Juga: Longsor Terjang Desa Cisalak, Bupati Sumedang Tetapkan Tanggap Darurat
Ia menambahkan bahwa hampir semua penginapan di Desa Bumi Harapan kini terindikasi menjadi tempat transaksi layanan seksual secara daring.
Satpol PP telah melakukan dua kali penggerebekan di lokasi-lokasi tersebut.
Namun, upaya ini belum membuahkan hasil maksimal karena para PSK tetap kembali beroperasi dengan akun dan identitas baru di aplikasi.
Mereka seolah tak gentar dengan tindakan penegakan hukum.
Dari hasil pemantauan, mayoritas PSK yang beraktivitas di sekitar IKN ternyata bukan berasal dari wilayah setempat.
Baca Juga: Badai PHK Media Mengganas! Ini Strategi Wamen Kominfo Nezar Patria