Bisnisbandung.com – Perbedaan pandangan yang mencolok antara Presiden Prabowo Subianto dan Ustadz Abdul Somad (UAS) terkait sosok kontroversial Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Republik Turki modern.
Keduanya menyampaikan pandangannya secara terbuka, dengan sudut pandang yang sangat berbeda—satu sebagai penghormatan, lainnya sebagai peringatan.
Pernyataan mengejutkan datang dari Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan di hadapan parlemen Turki, di Ankara pada 10 April 2025.
Baca Juga: Bukan Gubernur Konten, Prabowo Mania Tegaskan Langkah KDM Berpihak pada Rakyat Miskin
Di hadapan para pejabat tinggi negara sahabat tersebut, Presiden Prabowo menyebut Mustafa Kemal Ataturk sebagai pahlawan yang menginspirasinya sejak muda.
“Sebagai anak muda, pahlawan saya, ikon saya adalah Mustafa Kemal Ataturk.
Saudara-saudara kalian, kalau saudara datang ke kantor saya di Jakarta, kalau saudara datang ke rumah saya di Jakarta, ada patung Mustafa Kemal Ataturk di kantor saya, di rumah saya,” ujar Prabowo.
Pernyataan itu segera menuai berbagai reaksi di Indonesia, terutama dari kalangan umat Islam yang selama ini memandang Ataturk sebagai tokoh yang dianggap merusak nilai-nilai Islam di Turki.
Salah satu tanggapan paling keras datang dari Ustadz Abdul Somad, yang dalam salah satu ceramahnya mengupas sisi kelam dari sosok Mustafa Kemal Ataturk.
Dalam ceramahnya, UAS menyampaikan kisah yang mengundang perhatian jamaah.
“Siapakah itu orang yang sekeratul maut 6 bulan tak mati-mati? Namanya Mustafa Kemal Atatürk. Kuburnya di Ankara, Turki. Ketika jamaah mau pergi ke Ankara, mau tanya, Ustadz Somad, kami mau pergi ke Turki.
Ustadz titip apa? Mau titip sorban besar? Jangan, hidung saya pesek. Ustadz mau titip jubah besar? Jangan, saya celamah kemana-mana pakai celana.
Malamnya aja pakai kain sarung. Hati saya agak cemas sikit, angin kencang tadi,” ujar UAS dengan gaya khasnya yang santai tapi tajam.