Hadis lain dari Abdullah bin Mas'ud RA juga menyebutkan bahwa Imam Mahdi adalah seorang laki-laki dari keturunan Rasulullah SAW yang namanya akan sama dengan nama Nabi, yakni Muhammad bin Abdullah.
Riwayat-riwayat ini sering kali dikaitkan dengan berbagai peristiwa astronomi yang terjadi dalam sejarah, termasuk gerhana matahari dan bulan pada tahun 1981 dan 1982.
Baca Juga: Koruptor Pesta Pora di Penjara, Saor Siagian: Perppu Perampasan Aset Jangan Cuma Omon-Omon!
Namun, tidak semua ulama sependapat dengan tafsir bahwa gerhana di bulan Ramadhan secara otomatis menandakan kemunculan Imam Mahdi.
KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang dikenal sebagai Buya Yahya dalam ceramahnya di kanal YouTube Al Bahjah TV menegaskan bahwa meskipun kemunculan Imam Mahdi merupakan salah satu tanda besar kiamat, tidak ada keharusan untuk menghubungkannya dengan fenomena gerhana.
Gerhana, menurut Buya Yahya, adalah fenomena astronomi yang sudah bisa diprediksi manusia dengan ilmu pengetahuan, sedangkan kemunculan Imam Mahdi adalah ketetapan Allah yang waktunya hanya diketahui oleh-Nya.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga mengingatkan agar umat Islam tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya dan lebih fokus pada meningkatkan keimanan serta mempersiapkan diri dengan amal kebaikan.
"Tidak perlu menunggu gerhana untuk yakin bahwa Imam Mahdi akan datang. Jika waktunya tiba, maka kita harus siap mendukungnya," ujar beliau.
Baca Juga: Peringatan Selamat Ginting, Teddy Indra Wijaya Bisa Jadi Batu Sandungan Prabowo
Pandangan ini sejalan dengan prinsip Ahlussunnah wal Jamaah yang meyakini bahwa Imam Mahdi memang akan muncul, tetapi tidak perlu mencari-cari tanda-tandanya secara berlebihan.
Dari sisi ilmiah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah mengonfirmasi bahwa akan ada empat gerhana yang terjadi pada tahun 2025, yaitu :
- Gerhana Bulan Total pada 14 Maret,
- Gerhana Matahari Sebagian pada 29 Maret,
- Gerhana Bulan Total pada 7 September,
- Dan Gerhana Matahari Sebagian pada 21 September.
Meskipun dua dari empat gerhana ini terjadi dalam bulan Ramadhan, BMKG menegaskan bahwa ini adalah peristiwa astronomi yang wajar dan dapat dihitung berdasarkan pergerakan benda langit.
Fenomena gerhana selalu menjadi perhatian umat manusia dari berbagai perspektif, baik secara ilmiah maupun spiritual.
Bagi sebagian orang, dua gerhana di bulan Ramadhan ini bisa menjadi pengingat akan kebesaran Allah dan tanda-tanda akhir zaman.