Bagaimana Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang Diperingati Setiap Tanggal 2 Mei? Berikut Adalah Penjelasannya

Khususnya pada peraturan yang menjelaskan bahwa hanya anak-anak keturunan Belanda saja dan kamu priyayi yang boleh mengenyam pendidikan.

Baca Juga: Setuju Gak? 9 Situasi Ini Membuat Kita Merasa Sangat Tidak Nyaman Dan Ingin Segera Kabur

Karena keberanian, kritika, dan perlawanan beliau, akhirnya pun beliau diasingkan oleh sekutu Belanda dan kedua temannya.

Kedua temannya beliau adalah Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Karena itu ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai".

Setelah dibebaskan oleh sekutu Belanda dan kembali ke Indonesia, beliau pun mendirikan lembaga pendidikan yang bernama Tamansiswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa).

Kemudian setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan Indonesia.

Baca Juga: 8 Kebiasaan Orang Korea Ini Patut Ditiru, Salah Satunya Anti Membuang Makanan Sisa

Karya-karya yang diciptakan beliau menjadi pondasi atau acuhan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Salah satu semboyan beliau yang melekat pada pendidikan Indonesia adalah "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" yang memiliki arti "Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan".

Ki Hajar Dewantara juga dinobatkan menjadi bapak Pendidikan Nasional, karena jasa-jasa beliau.

Baca Juga: Tips Aman Cara Kamu Melakukan Aktivitas Bersepeda dengan Lancar Saat Berpuasa

Makna Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Tiga gagasan dari Ki Hajar Dewantara yang berbunyi "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" menjadi semboyan pendidikan di Indonesia.

Semboyan ini berasal dari bahasa jawa yang berarti peranan seorang dalam kehidupan (pendidikan).

Berikut adalah makna dari semboyan tersebut :