Nasib Uganda Tak Seberuntung Indonesia, Rakyatnya Mengumpulkan Air Hujan untuk Bertahan

photo author
- Rabu, 3 Juli 2024 | 20:00 WIB
Uganda tengah dilanda krisis  (Tangkapan layar youtube DocZon  )
Uganda tengah dilanda krisis  (Tangkapan layar youtube DocZon )

Bisnisbandung.com - Indonesia  patut bersyukur dengan kekayaan alamnya, memiliki sumber daya yang melimpah dan juga paras alamnya yang memesona.

Berbeda dengan Uganda, dulunya memang kaya akan sumber daya namun sekarang negara ini penuh akan krisis.

Uganda harus mengahadapi krisis yang menghantam negaranya. Kekeringan parah melanda negeri ini, mengubah sawah-sawah menjadi retak dan kering.

Baca Juga: Netralitas Polri Harus Diutamakan, Rocky Gerung: Tantangan di Era Pemerintahan Jokowi

 Letak geografis Uganda mempengaruhi pola hujan, membuat kekeringan meluas di kawasan Tanduk Afrika, termasuk Uganda. Kekeringan ini adalah yang terburuk sejak tahun 1981.

Para petani di Uganda menanam berbagai tanaman seperti jagung, ubi jalar, dan pisang. Namun, produksi menurun drastis.

Ubi jalar, yang biasanya tahan kekeringan, mengalami penurunan produksi hingga lebih dari 70% dibandingkan kondisi normal.

Baca Juga: Peretasan PDN Bisa Hilangkan Uang Nasabah, Roy Suryo Peringatkan Ancaman Besar

Krisis pangan semakin akut dengan harga pangan yang tinggi, membuat banyak penduduk kesulitan memenuhi kebutuhan makanan.

Pada Januari 2023, Peta Kelaparan Program Pangan Dunia mencatat bahwa 16,4 juta penduduk Uganda menghadapi krisis pangan yang serius.

Pada Agustus 2022, indeks kekurangan pangan di Uganda mencapai tingkat yang sangat tinggi, dengan kekurangan pangan moderat sebesar 48% dan kekurangan pangan parah mencapai 11%.

Baca Juga: Kekhawatiran akan Politik Dinasti, Feri Amsari Bongkar Konspirasi Putusan MA Meloloskan Kaesang

Kekurangan gizi dan malnutrisi mengancam anak-anak di Uganda. Prevalensi malnutrisi akut di kalangan anak-anak berusia 6 hingga 59 bulan mencapai 4%, meningkat menjadi 10% di beberapa daerah.

Pada tahun 2021, tingkat kematian anak di bawah 5 tahun mencapai 42 per 1000 kelahiran hidup, mencerminkan krisis kesehatan yang mendesak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Sumber: doczon

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Memahami Masa Adven, Empat Minggu Penting Jelang Natal

Kamis, 11 Desember 2025 | 13:24 WIB

8 Tema Natal Inspiratif dan Penuh Makna

Senin, 8 Desember 2025 | 18:00 WIB

Ragam Persiapan Natal 2025

Minggu, 23 November 2025 | 07:45 WIB

Tema Natal 2025, Yesus Hadir Untuk Keluarga

Rabu, 19 November 2025 | 09:05 WIB

Jenis Tanaman Yang Mudah Ditanam di Halaman Rumah

Minggu, 9 November 2025 | 19:10 WIB

Merasakan Bahagia Dalam Hadirat Tuhan

Kamis, 9 Oktober 2025 | 19:30 WIB

Pentingnya Ilmu Beladiri Untuk Terhindar Dari Kejahatan

Senin, 15 September 2025 | 15:00 WIB

Menilik Cara Mengatasi Kesenjangan Ekonomi

Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

Menilik Prestasi Purbaya, Menkeu Pengganti Sri Mulyani

Rabu, 10 September 2025 | 10:30 WIB
X