Fitnah Terhadap Gerakan Feminisme, Inilah Dalang Lahirnya Budaya Patriarki di Nusantara

photo author
- Jumat, 15 Maret 2024 | 18:00 WIB
Perempuan di Nusantara mendapat banyak tuntutan dengan adanya budaya patriarki (Pexels/wahyu widiatmoko)
Perempuan di Nusantara mendapat banyak tuntutan dengan adanya budaya patriarki (Pexels/wahyu widiatmoko)

BISNISBANDUNG.COM - Dalam peta budaya kita, feminisme dan budaya patriarki berdiri sebagai dua kutub yang saling menentang.

Budaya patriarki memegang erat gagasan bahwa laki-laki harus mendominasi dunia, menjadi pemimpin dan penguasa yang dianggap lebih agung dan dominan daripada gender lainnya.

Di sisi lain, feminisme memperjuangkan kesetaraan gender, membangkitkan kepercayaan diri perempuan, dan mengeksplorasi potensi mereka untuk meraih posisi setara dengan laki-laki di semua bidang kehidupan.

Baca Juga: Manfaat Puasa Dan Niat Bacaan Sahur dan Berbuka Selama Ramadhan, Bisa Dibaca Disini!

Feminisme bukanlah gerakan untuk meruntuhkan agama atau mengurangi populasi manusia.

Sebaliknya, tujuannya adalah memberdayakan perempuan agar mereka memiliki akses yang sama dengan laki-laki di bidang pendidikan, ekonomi, karier, sosial, dan politik.

Namun, dalam masyarakat yang masih terpaku pada pandangan patriarkis, feminisme sering difitnah sebagai ancaman, dianggap memalingkan perempuan dari kodratnya, bahkan dianggap merusak hubungan antara laki-laki dan perempuan.

Stigma negatif terhadap feminisme sering kali berasal dari mereka yang masih terkungkung dalam pandangan patriarkis, seperti laki-laki yang belum dewasa, individu dengan pendidikan rendah, atau fanatik agama tertentu.

Baca Juga: Sejarah Dibalik Bendera Merah Putih, Warisan dari Rasulullah melalui Mimpi

Mereka melontarkan tuduhan-tuduhan bahwa feminisme dapat membuat perempuan lupa pada perannya, bahkan bisa mengancam institusi keluarga tradisional.

Namun, sejarah menunjukkan bahwa budaya patriarki bukanlah sesuatu yang alami atau tidak bisa berubah.

Dahulu, peradaban pertama di Mesopotamia atau Mesir kuno tidak mengenal sistem patriarki seperti yang kita kenal sekarang.

Bahkan, di beberapa daerah Nusantara, budaya matriarki atau garis ibu pernah diperkuat, menegaskan kesetaraan gender.

Baca Juga: Pasangan Hybrid Couple, Wanita Asal Spanyol Akan Jadi Wanita Pertama yang Nikahi AI Hologram

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Farizal

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Memahami Masa Adven, Empat Minggu Penting Jelang Natal

Kamis, 11 Desember 2025 | 13:24 WIB

8 Tema Natal Inspiratif dan Penuh Makna

Senin, 8 Desember 2025 | 18:00 WIB

Ragam Persiapan Natal 2025

Minggu, 23 November 2025 | 07:45 WIB

Tema Natal 2025, Yesus Hadir Untuk Keluarga

Rabu, 19 November 2025 | 09:05 WIB

Jenis Tanaman Yang Mudah Ditanam di Halaman Rumah

Minggu, 9 November 2025 | 19:10 WIB

Merasakan Bahagia Dalam Hadirat Tuhan

Kamis, 9 Oktober 2025 | 19:30 WIB

Pentingnya Ilmu Beladiri Untuk Terhindar Dari Kejahatan

Senin, 15 September 2025 | 15:00 WIB

Menilik Cara Mengatasi Kesenjangan Ekonomi

Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

Menilik Prestasi Purbaya, Menkeu Pengganti Sri Mulyani

Rabu, 10 September 2025 | 10:30 WIB
X