seputar-bandung-raya

Milad Ke 52, Ponpes Al-Qur'an Al-Falah Gelar Halaqoh Nasional Fiqih Peradaban

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 15:43 WIB
KH. Cecep Abdullah Syahid, M.Pd.I dan Staf Ahli Wakil Gubernu setelah Membuka Acara Grand Opening Ceremony Milad Ke 52 Tahun Ponpes Al-Quran Al-Falah Nagreg Cicalengka (Yuwana Kurniawan)

Bisnis Bandung - Pondok Pesantren Al-Quran Al- Falah Cicalengka Nagreg Kabupaten Bandung Jawa Barat untuk kesekian kalinya menyelenggarakan Milad Pondok Pesantren Ke 52 dengan mengusung tema “Al-Falah Berbakti, Al Falah Berprestasi”. 

Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah Cicalengka Nagreg, sebagai salah satu pesantren terbesar di Nusantara dalam bidang kajian Al-Quran dan keilmuannya, memiliki peran strategis sebagai “Agent of chance” di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang akhir-akhir ini dirasakan cukup krusial dan problematik. 

Sebagai agen perubahan, Ponpes Al-Quran Al Falah Cicalengka Nagreg mengambil peran aktif dalam memberikan pencerahan dan pencerdasan ummat agar mereka mampu menjadi warga negara muslim yang baik dan mampu menampilkan dirinya sebagai masyarakat yang moderat, toleran, dan menunjukkan sikap-sikap dan perbuatan yang mencerminkan Islam Rahmatan Lil Alamin. 

Baca Juga: Prodi Perdagangan Internasional UTama Gelar Pelatihan Komunikasi Pemasaran di Cibaduyut

Dengan menggandeng Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), bersamaan dengan Milad dan Haul Muassis, Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah Cicalengka Nagreg Kabupaten Bandung menyelenggarakan Halaqoh Nasional Fiqih Peradaban dengan tema “Fikih Siyasah NU, dan Moderasi Beragama dalam Relasi Mayoritas-Minoritas”. 

Halaqoh Fikih Peradaban ini dihadiri Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yakni Ketua Umum PBNU KH. Yahya Staquf, Wakil Rais ‘Aam PBNU KH. Anwar Iskandar dan KH. Afifudin Muhajir, keduanya memberikan pengantar halaqoh melalui virtual.

Ketua Panitia Milad Ke 52 dan Halaqoh Fikih Peradaban, Dr. Mukhsin, M.Ag, menyampaikan, ada tiga subtema pembahasan penting yang disampaikan dalam Halaqoh Fikih Peradaban ini, yaitu:

(1) Membangun Moderasi Beragama melalui Rekontekstualisasi Fikih Mayoritas-Minoritas;

(2) Reinterpretasi Fikih Kewarganegaraan dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia;

(3) Relevansi Pengamalan Nilai-nilai Pancasila dalam Menangkal Radikalisme di Indonesia. 

Baca Juga: Membaiknya Beberapa Harga Komoditas, Penjualan Isuzu Semester I 2022 Naik 25 Persen

KH. Cecep Abdullah Syahid, M.Pd.I sebagai Pengasuh Umum Pondok Pesantren Al-Falah Cicalengka Nagreg Kabupaten Bandung mengatakan, “Halaqoh Fikih Peradaban ini adalah moment berharga dan bermakna bagi pesantren untuk menyampaikan pesan-pesan penting terkait rekontekstualisasi fikih yang perlu dipahami secara proporsional oleh kaum Nahdliyyin khususnya, yang selama ini dipahami secara rigid oleh sebagian kalangan sehingga terjadi kekakuan bahkan dapat memunculkan sikap keras kepada sebagian kelompok dalam relasi kehidupan sosialnya.”

KH. Cecep Abdullah Syahid, M.Pd.I menambahkan, Halaqoh Fikih Peradaban dari PBNU ini diikuti oleh kurang lebih 600 peserta yang berasal dari 50 Kyai dan Bu Nyai Pondok Pesantren di Jawa Barat sebagai peserta inti, dan 50 santri senior dari beberapa pesantren di Kabupaten Bandung.

500 peserta lain berasal dari Pengurus PWNU Jawa Barat, JQHNU Jawabarat, Pengurus PCNU Kabupaten di Jawa Barat, pengurus Banom (Anshor, Fatayat, Muslimat NU), juga kalangan pimpinan pondok pesantren, majleis taklim, lembaga pendidikan, DKM Masjid, para Dosen, Guru-guru, dan lain-lain.

Baca Juga: Binance Membahas Peraturan Crypto Dengan Pengawas Keuangan di Filipina

Halaman:

Tags

Terkini

Soal Kasus Resbob, Polisi Telusuri Dua Tersangka Lain

Rabu, 17 Desember 2025 | 20:00 WIB