Bisnis Bandung - Saat ini, angka stunting atau kekerdilan pada anak di Indonesia sudah mencapai 24,4% dan ditargetkan mencapai 14% pada 2024.
Kabar baiknya, angka stunting di Jawa Barat sudah di bawah 13%, yang artinya sudah lebih baik dari target nasional.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di kegiatan Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak, di Alun-Alun Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis 12 Mei 2022.
Menurut Ridwan Kamil hal tersebut salah satunya dipengaruhi inovasi penanganan stunting, yakni program Ojek Makanan Balita (OMABA).
Baca Juga: Hari Pertama PTM 100 Persen, Ridwan Kamil Minta Pelajar Kedepankan Persatuan
Sementara itu, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo menyatakan, berdasarkan SSGI atau Survei Status Gizi Indonesia Tahun 2021, angka stunting di Indonesia mencapai 24,4% turun dari 27,67% pada tahun 2019.
Menurut Hasto, berdasarkan penelitian pada 135 negara, pandemi covid-19 memang berpengaruh besar pada pelayanan kontrasepsi, perawatan ibu hamil, serta gangguan gizi kronis.
"Diduga dengan adanya covid ada istilahnya waisting, jadi anak-anak yang berat badannya kurang atau kurus bertambah. Tapi, Alhamdulilah dari 2019 ke 2021 dari 27,67% menjadi 24,4%, artinya meskipun bayi yang kurus bertambah, tapi stuntingnya tetap turun," tutur Hasto.
Karenanya, Hasto optimis pada tahun 2022 angka stunting bisa turun lagi minimal 3%. "Insya Allah 3% itu bisa karena di masa pandemi yang sulit sekali bisa turun 1,65%," pungkasnya.
Untuk menurunkan angka stunting di Indonesia menuju 14% pada tahun 2024, rencana aksi nasional sudah dibuat bersama tim pengarah yaitu Moeldoko dengan dikepalai Wakil Presiden RI, Maaruf Amin.
Baca Juga: Kabar Baik, Triwulan I 2022, Perekonomian Jawa Barat Bertumbuh Positif 5,61%
"Kita membuat rencana aksi nasional dan kita sosialisasikan ke seluruh Indonesia dan ada tim percepatannya sampai ke daerah, sampai ke tingkat desa," kata Hasto.
Sementara itu bagi anak yang sudah terlanjur stunting, Hasto mengatakan, jika usianya sudah di atas 2 tahun atau di atas 1000 hari kehidupan pertama, mereka diberikan stimulasi agar perkembangannya menjadi baik.
"Mungkin dia menjadi lincahm kemudian punya ketrampilan lain, tidak harus intelektualnya dan tinggi badannya," ujar Hasto.
Untuk menghindari terjadinya stunting, salah satu upaya yang dilakukan yaitu pelayanan konsultasi pranikah pada pasangan muda.