bisnisbandung.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka peluang untuk memanggil Atalia Praratya, istri mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dalam penyidikan dugaan korupsi pengadaan iklan Bank BJB.
Pemanggilan tersebut berpotensi dilakukan seiring upaya KPK menelusuri aliran dana nonbudgeter yang menjadi bagian dari konstruksi perkara.
KPK menegaskan bahwa proses penyidikan tidak terpengaruh oleh dinamika pribadi Ridwan Kamil dan Atalia, termasuk terkait proses perceraian maupun pemisahan harta keduanya.
Baca Juga: KPK Dalami Dugaan Suap Rp900 Juta dalam Operasi Tangkap Tangan di Banten dan Jakarta
Fokus utama penyidik berada pada penelusuran aset dan aliran dana yang berkaitan dengan dugaan penyimpangan dalam pengadaan iklan Bank BJB.
“Basisnya adalah follow the money. Kita akan telusuri, kita lacak aset-aset yang mengalir dari substansi perkaranya, yang berangkat dari dana nonbudgeter di pengadaan iklan di BJB ini. Mengalirnya ke mana saja, ke siapa saja, dan untuk apa saja,” papar Budi Prasetyo Jubir KPK.
“Mengambil ini sebagai saksi. Setiap kemungkinan itu selalu terbuka sesuai dengan kebutuhan proses penyidikan. Jika memang dibutuhkan keterangan dari para saksi, tentu penyidik akan melakukan pemanggilan,” imbuhnya dilansir dari YouTube Kompas TV.
Baca Juga: Stafsus Ungkap Presiden Prabowo Pantau Kinerja Menteri hingga Media Sosial
Dalam penyidikan ini, KPK menerapkan prinsip penelusuran aliran dana untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang menerima manfaat dari dana nonbudgeter tersebut.
Penyidik akan memeriksa ke mana dana mengalir, siapa saja pihak penerima, dan tujuan penggunaannya.
pola tersebut, kemungkinan pemanggilan saksi, termasuk Atalia, tetap terbuka apabila penyidik menilai keterangannya dibutuhkan untuk mengungkap fakta hukum.
KPK menegaskan bahwa setiap individu yang dinilai relevan dengan alur dana akan dipanggil sesuai kebutuhan penyidikan.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya lembaga antirasuah untuk memperjelas konstruksi kasus dan memastikan seluruh pihak yang terkait dapat dimintai keterangan secara transparan.***
Baca Juga: Sinyal Tegas dari Istana, Pengamat Sebut Realisasi Reshuffle Dinilai Penuh Hitung-Hitungan Politik