Ia menyoroti minimnya realisasi pembangunan pada periode lalu.
“Di tahun 2020 tidak ada satu pun sekolah yang dibangun Pemprov. Bahkan APBD murni 2025 yang saya terima, anggaran pembangunan ruang kelas itu nol. Setelah saya geser kita bisa alokasikan Rp 350 miliar untuk ruang kelas baru,” ujarnya.
Dedi Mulyadi juga membeberkan bahwa pihaknya membangun ruang kelas dengan fasilitas memadai, termasuk toilet per kelas, AC untuk daerah panas, akses jalan, trotoar, halte, hingga air bersih.
Perubahan anggaran juga diarahkan untuk infrastruktur lain seperti penerangan jalan umum Rp 600 miliar, pembangunan jalan Rp 2,6 triliun, hingga revitalisasi sungai dan pengerukan danau dengan anggaran Rp 50 miliar.
Baca Juga: Dilema Royalti Musik, Ketua LMKN: Di Era Saya Memimpin Ini Paling Transparan
Dedi Mulyadi mempertanyakan kenapa kritik baru ramai sekarang, padahal saat APBD tidak transparan dan sekolah baru tak dibangun, banyak pihak memilih diam.
“Sebagai gubernur saya siap dikritik siapa saja asal kritiknya berbasis data dan fakta, bukan asumsi,” pungkasnya.***