Bisnisbandung.com - Predikat baru disematkan pada Kota Bandung, bukan soal prestasi melainkan kemacetan.
Berdasarkan TomTom Traffic Index 2024, Bandung kini tercatat sebagai kota termacet di Indonesia dan bahkan menempati peringkat ke-15 kota termacet di dunia.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pun angkat bicara soal kondisi tersebut dan membeberkan langkah konkret yang tengah disiapkan.
Baca Juga: Mewanti-Wanti Krisis Tersembunyi, Celios Hitung Bahaya Kebijakan Tarif Tinggi AS
Rata-rata waktu tempuh untuk menempuh jarak 10 kilometer di Bandung kini mencapai 32 menit 37 detik.
Salah satunya adalah membangun sistem transportasi publik yang terintegrasi antarwilayah.
“Masalah Bandung dari dulu itu-itu saja: jalan tidak bertambah tapi kendaraan terus meningkat. Ini harus kita selesaikan dari akarnya,” ujar Dedi Mulyadi yang dikutip dari youtube tvOne.
Dedi Mulyadi juga menyebut bahwa kemacetan di Bandung diperparah saat akhir pekan terutama akibat lonjakan wisatawan dari Jakarta.
Baca Juga: Perbanyak Impor, Demi Redam Tarif Trump Indonesia Tawarkan Belanja USD 34 Miliar
Dedi Mulyadi menjelaskan “Bandung itu macet paling parah di Sabtu dan Minggu karena warga Jakarta piknik ke sini. Tapi ini juga membawa berkah buat UMKM dan sektor perhotelan.”
“Jadi kita cari solusi yang tidak mengorbankan sektor ekonomi,” tambahnya.
Salah satu strategi yang kini tengah dikaji adalah pengaturan ulang sistem lampu lalu lintas (traffic light) yang dinilai malah memperburuk arus kendaraan.
Menurutnya banyak pengaturan lampu lalu lintas yang masih tidak efektif.
“Traffic light harusnya memperlancar bukan malah memperparah. Sekarang sedang dihitung ulang titik-titiknya agar sinkron,” katanya.