Bisnisbandung.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali mencuri perhatian lewat pernyataannya dalam pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadis (MTQH) tingkat provinsi.
Dedi Mulyadi menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para imam dan guru ngaji di kampung-kampung.
Menurut Dedi Mulyadi imam kampung memiliki keikhlasan luar biasa dalam mengabdi kepada umat.
Baca Juga: Seberapa Besar Inovasi Pengajaran Bahasa Inggris dalam menghadapi Globalisasi?
"Menurut saya bisa jadi yang dekat dengan Allah adalah dia imam kampung bukan yang di Masjidil Haram," kata Dedi Mulyadi yang ikutip dari instagramnya.
Dedi Mulyadi menegaskan ucapannya bukan untuk membanding-bandingkan.
Melainkan untuk menyoroti ketulusan para imam desa yang mengabdikan diri tanpa pamrih.
Ia menyebut mereka mengajar anak-anak di surau menjadi khatib, azan, hingga memimpin salat, semua dilakukan tanpa gaji tetap dari DKM ataupun negara.
“Imam di kampung itu ngimaman sambil macul, ngimaman sambil ngajak istri nyawah. Subuh-subuh harus bangun, adzan dengan suara keras, padahal jemaah yang datang cuma satu dua,” ujarnya.
Baca Juga: Nama Pemain Belum Dibocorkan, Ginanti Rona Sutradarai Proyek Film Horor Religi 'Qorin 2'
Ia juga menyinggung fenomena di mana masyarakat terlalu mengidolakan imam-imam besar dengan dukungan teknologi canggih seperti sound system mewah di Masjidil Haram.
Namun kerap meremehkan imam lokal yang sederhana namun ikhlas.
“Seringkali kita tidak adil. Imam kampung dibandingkan dengan yang di Masjidil Haram. Padahal imam di sana digaji, rumahnya dijaga, teknologinya canggih. Sedangkan yang di kampung hanya berbekal keikhlasan,” lanjut Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi pun menceritakan kisah lucu namun menyayat hati.
Baca Juga: Gibran Tak Langgar Apa-Apa, Andi Aswan: Pemakzulan Hanya Isu Politik