Pemerintah Kota Bandung dan Pemprov Jawa Barat berencana mengalokasikan dana sekitar Rp1 triliun untuk proyek ini dengan pembagian 75% dari provinsi dan 25% dari kota.
Dedi Mulyadi juga menyoroti kondisi trotoar yang rusak dan kabel udara yang semrawut.
Ia berencana membangun "terowongan pintar" untuk menampung kabel bawah tanah.
Sehingga estetika kota dapat terjaga dan tidak ada lagi penggalian berulang yang mengganggu infrastruktur jalan.
Baca Juga: Tebang Pilih Kartu Merah? Satria Naufal: Lebih Baik Hajar Habis, Adili, Penjarakan!
"Kami targetkan dalam 12 bulan ke depan, semua kabel yang melintang di jalanan Bandung sudah tertata rapi di bawah tanah," ungkapnya.
Masalah sampah juga menjadi perhatian utama. Saat ini Kota Bandung masih mengandalkan pengiriman sampah ke TPA.
Dedi Mulyadi menekankan perlunya solusi jangka panjang dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah di kawasan Bandung Raya.
"Kami rencanakan pembangkit listrik tenaga sampah dibangun di tahun 2026. Ini solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada TPA," jelasnya.
Baca Juga: Kebijakan Serampangan! Fidela Marwa: Rakyat Ketakutan Akibat Tata Kelola Pemerintah Buruk
Tak hanya infrastruktur, edukasi masyarakat juga menjadi kunci utama.
Pemprov berencana mengintegrasikan kurikulum pengelolaan sampah dalam pendidikan di sekolah-sekolah.
Selain itu akan ada insentif bagi RW yang berhasil menerapkan pengelolaan sampah yang baik.
"RW yang sukses mengelola sampah dengan baik akan mendapatkan stimulus Rp300 juta dari provinsi dan Rp100 juta dari kota. Sebaliknya RW yang paling jorok akan diumumkan secara publik sebagai bentuk sanksi sosial," tambahnya.
Baca Juga: Indonesia Gelap? Deddy Sitorus Sebut Presiden Prabowo Kena Getah dari Era Jokowi