“Warung-warung dibongkar dulu terus ditata. Pedagangnya dididik supaya pakai kabaya make pangsi. Sing jalujur!” katanya.
Dedi Mulyadi juga menyinggung keberhasilan Subang sebagai daerah yang kini menjadi destinasi wisata karena pengelolaan tata ruang dan estetika yang baik.
Ia berharap hal serupa bisa diterapkan di Majalengka dengan pendekatan khas daerah.
Pidato Dedi Mulyadi yang penuh gaya khas Sunda ini kembali menjadi pembicaraan publik terutama karena keberaniannya menanggapi kritik secara terbuka dan mengubahnya menjadi bahan lelucon politik yang menyentil.***
Artikel Terkait
Menteri Bahlil Beberkan Fakta Tambang Raja Ampat, Dulu Punya Asing Kini Milik Antam
Kesehatan Jokowi Disorot Usai dari Vatikan, Begini Penjelasannya
Jokowi Ogah Ribut soal Pemakzulan Gibran, Kita Ini Satu Paket!
Megawati Beri Wejangan ke Sufmi Dasco, Ada Pesan Balik untuk Prabowo
Naik Skateboard ke Sekolah, 3 Bocah Hebat Depok Ini Bikin Dedi Mulyadi Terharu
Rakyat Nganggur, Elit Malah Rangkap Jabatan? Ini Sindiran Tajam Pengamat Politik