Bisnisbandung.com - Kabupaten Bandung Barat menjadi sorotan dalam debat Pemilihan Bupati (Pilbup) 2024. Pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Jeje Ritchie Ismail dan Asep Ismail, memberikan pernyataan tajam terkait kondisi daerah yang dinilai tertinggal dibandingkan wilayah lain di Jawa Barat.
Secara tidak langsung Paslon Nomor urut 02 menyindir Hengky Kurniawan sebagai calon nomor urut 03, karena Hengky merupakan mantan Bupati Bandung Barat, yang kini dianggap tertinggal daerahnya.
“Bukan untuk menunjukkan keunggulan kami, bukan juga untuk menjatuhkan pasangan lain, tapi untuk menyadarkan kita semua. Di mana daerah lain di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat, kita di sini justru jalan di tempat, bahkan mengalami kemunduran,” ujarnya.
Baca Juga: Tantangan Baru Lapor Mas Wapres, Hasan Nasbi: Laporan Iseng Mengganggu Sistem Pelaporan
Debat pamungkas Pilbup Bandung Barat digelar pada Senin malam, 18 November 2024, bertempat di salah satu hotel di kawasan Lembang, Bandung Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Jeje menyoroti stagnasi pembangunan di Bandung Barat. Ia membandingkan perkembangan daerah ini dengan wilayah tetangga seperti Depok, Karawang, Bekasi, dan Kabupaten Bandung.
Daerah-daerah tersebut telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam berbagai sektor. Mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga tingkat kesejahteraan masyarakat, menurut Jeje, Bandung Barat tertinggal jauh.
Baca Juga: Kenapa Jokowi Pilih Ridwan Kamil? Ini Alasan Jokowi Soal Pemimpin Masa Depan Jakarta
“Bagaimana dengan kita di sini, di Bandung Barat? Rata-rata sekolah tidak lulus SMP. Jangankan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, gaji guru dan kepala desa pun masih sering terlambat dibayarkan. Bagaimana dengan rakyat biasa?” lugas Jeje.
Jeje menegaskan bahwa persoalan mendasar di Bandung Barat bukan pada kurangnya anggaran, melainkan minimnya kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat.
Ia menyebutkan bahwa meskipun dana tersedia, hal itu tidak dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas hidup warga. Bahkan, masalah mendasar seperti pembayaran gaji guru dan kepala desa sering kali tertunda.
“Inti permasalahannya bukan karena tidak ada uang atau tidak ada anggaran, karena uangnya ada dan anggarannya banyak dari pemkab,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Jeje mengkritik masyarakat yang belum sepenuhnya menyadari kurangnya perhatian pemerintah. Hal ini dianggapnya menjadi salah satu alasan utama lambatnya perubahan di Bandung Barat.
Baca Juga: BRI Berbagi Strategi Mengelola Keuangan Bagi Generasi Muda
Artikel Terkait
Mengusung Tema 'Transformasi Paradigma Bangsa, Menuju Nusantara Baru', KMHDI Gelar Rakornas XVI di Kota Bandung
Mengejutkan! Media Sosial Bukan Rujukan Pemilih di Pilkada Bandung, Katanya Memusingkan
Acts of Blood: Game Gelud Buatan Bandung yang Berhasil Trending di Steam
Kelompok Kesenian Bali Gelar Pementasan Calon Arang di Selasar Sunaryo Bandung
Grand Opening GOMO FRESH di Kota Bandung: Toko Produk Segar Buah, Sayur, Telur dan Sembako Resmi Dibuka!
Debat Pamungkas, Calon Bupati Bandung Barat Bersaing Paparkan Visi