Bisnis Bandung - Ustadz Felix Siauw dichannel youtube Refly Harun Official mengatakan, bahwa dirinya menjalankan dakwah dari tahun 2002, ketika masuk islam, kemudian memeluk agama islam dan setelah menentukan agama yang baru.
Dikatakan Ustadz Felix Siauw sejak tahun 2002 sampai 2015 itu tidak pernah ada sebutan radikal, atau sebutan anti NKRI, apapunlah seperti sekarang radikal, ekstrimis, anti NKRI, anti Pancasila dan segala macam itu, sebelumnya tidak pernah ada, katanya kepada Refly Harun.
"Nah mendadak ditahun 2016 inilah mulai muncul dan viral, sebutan ungkapan - ungkapan radikalisme, intoleransi, lalu ektrimisme itu muncul, seolah - olah ini adalah masalah bernegara yang paling besar".
Baca Juga: Pilpres 2024, Peluang Prabowo Subianto Dapat Dukungan Ulama Lagi atau Tidak
"Nah karena itulah saya jadi bingung, dan menyampaikan pada waktu itu, kenapa kalau seandainya Felix Siauw radikal, intoleran, kenapa tuduhan - tuduhan itu muncul ditahun 2017"
"Maka kalau boleh, kemudian waktu itu saya katakan kemedia, kalau boleh dilihat berarti ada sesuatu yang berbeda diantara kita dalam 2016 keatas dengan 2016 kebawah", ungkapnya kepada Refly Harun.
Ustadz Felix Siauw menegaskan kalau kita lihat lebih awal lagi, kita googling, mucul awalnya pertengahan 2014, sebuah narasi - narasi untuk membenturkan antara agama dengan negara, muncul narasi intoleransi, lalu lanjut ke 2016, sampai dengan sekarang narasi iti masih dijaga.
"Catat ya, pada tahun 2014 bertepatan dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden, dan tahun 2016 berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah/Pilkada. Ada keterkaitan antara narasi dengan politik yang ingin dibangun", tegasnya
Baca Juga: BRI Implementasikan Pasar Unggulan di Jawa Barat
Kemudian Refly Harun bertanya, bagaimana menanggapi/mengkomentari Ustadz Felix Siauw berkampanye untuk Prabowo diajang Pilpres 2014, dan Anies Baswedan diajang Pilkada Jakarta tahun 2016 silam?
Ustadz Felix Siauw menyatakan, tidak ada satupun bukti, tidak ada satupun narasi yang kemudian disampaikan bahwa saya (Ustadz Felix Siauw) mendukung calon.
Bahkan beberapa kali saya (read : Ustadz Felix Siauw) sampaikan diinstagram, ditwitter pada waktu 2014-2019 senantiasa konsisten bahwa saya (read: Ustadz Felix Siauw) tidak pernah mendukung nama.
Tapi Ustadz Felix Siauw senantiasa mendukung panggung atau memberikan panggung kepada siapapun.
Baca Juga: Dampak Liburan Pedagang Dan Usaha Di Pagandaran Omsetnya Naik
Kalau dia kemudian pergi ya sudah, pokoknya kita selesaikan, karena yang kita dukung dari dulu adalah ide sebuah narasi bukan individu. Karena individu bisa berubah tapi ide akan selalu sama.
"Makanya saya tidak pernah menyebut satupun individu dalam apapun yang saya lakukan. Contohnya kita perlu pemimpin yang menerapkan syariat islam, kita perlu pemimpin yang menerapkan hukum Allah, tapi saya tidak pernah bilang pilihlah pemimpin yang ini", tegasnya kepada Refly Harun.
"Loyalitas saya (read: Ustadz Felix Siauw) hanya kepada ide - ide islam, loyalitas hanya kepada narasi - narasi islam, perkara kemudian bagaimana kita mengambil narasi islam itu dari sumber, ini mungkin bisa debatable"
"Karena para ulama pun kadang - kadang berbeda dalam memahami Al Quran misalnya, atau dalam memahami hadist misalnya, tetapi mereka tidak ada perbedaan bahwa yang keduanya ini, yakni Al Quran dan Assunah/hadist ini adalah sumber kita untuk melihat sesuatu, tolak ukur dalam memandang sesuatu"
Baca Juga: Utang Freeport Kian Membengkak, Apa Keuntungan yang Diperoleh Indonesia?
Kalau ditanya, 2014 dan 2019 pasangan mana yang mendukung narasi? Saya (read: Ustadz Felix Siauw mengatakan, keduanya tidak menampakan keseriusan dan tidak menampkan kejelasan dari awal tentang yang mereka inginkan, pungkas Ustadz Felix Siauw kepada Refly Harun, dichannel youtube Refly Harun Official yang tayang 07/05/2022.***