Apakah Penerapan Kurikulum Merdeka untuk Pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia Sudah Berhasil?

photo author
- Selasa, 12 November 2024 | 15:40 WIB
English Language Teaching as English Foreign Language (dok Wahyu Trimastuti)
English Language Teaching as English Foreign Language (dok Wahyu Trimastuti)

Faktor budaya juga merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Inggris.

Baca Juga: Perjuangan Guru di Bengkayang Tempuh Perjalanan Ekstrem Berlumpur Sejauh 8 Kilometer Dari Tahun 2017

Seringkali terdapat ketidaksesuaian antara pengajaran bahasa Inggris dan konteks budaya lokal, yang dapat menghambat pembelajaran yang efektif.

Selain itu, banyak pengajar yang kurang mendapatkan pelatihan yang memadai mengenai strategi pedagogi modern dan perangkat digital yang diperlukan untuk pengajaran yang lebih efektif.

Hal ini menyebabkan perlunya pendekatan implementasi kurikulum merdeka yang lebih mudah beradaptasi dan peka terhadap konteks kehidupan nyata.

Solusi yang ditawarkan adalah pemerintah Indonesia harus memberikan pelatihan dan pengembangan profesional kepada pengajar untuk membantu mereka dalam menerapkan kurikulum baru secara efektif.

Diperlukan dukungan kelembagaan berupa infrastruktur yang memadai, sumber daya bahan ajar, dan dukungan administratif bagi pengajar yang menghadapi tantangan di kelasnya.

Pemerintah dan institusi pendidikan harus berkolaborasi untuk mengembangkan dan menyediakan sumber daya untuk mendukung pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah.

Kurikulum merdeka juga harus mendukung kebutuhan siswa untuk mempersiapkan diri dalam konteks kehidupan nyata.

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Diduga Ejek Guru Menangis saat Demo Ketua DPRD Garut Euis Ida Wartiah Diprotes

Selain itu, kurikulum untuk pengajaran Bahasa Inggris harus dikembangkan dengan mempertimbangkan keragaman budaya di Indonesia.

Masa depan pendidikan guru bahasa Inggris di Indonesia harus difokuskan pada penguatan inisiatif pengembangan profesional untuk meningkatkan keterampilan digital guru.

Terus mengadaptasi kurikulum yang mencerminkan standar global dan konteks budaya lokal.

Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan dukungan lebih lanjut untuk memastikan bahwa para pendidik memiliki perlengkapan yang baik untuk memenuhi tuntutan pengajaran bahasa modern.

Dengan demikian kurikulum Merdeka bisa dikatakan berhasil apabila Kurikulum Merdeka di Indonesia mampu menunjukkan implementasi peningkatan motivasi dan partisipasi siswa, serta mampu memberikan dukungan terhadap pengembangan guru.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

SMK Go Global dan Arah Pendidikan Kita

Senin, 8 Desember 2025 | 19:00 WIB

Ketika Budaya Masuk, Keyakinan Tersentuh

Senin, 1 Desember 2025 | 11:00 WIB

Kisah Desa Wisata yang Mencari Jalan Pulang

Senin, 1 Desember 2025 | 10:01 WIB

Judol, Ketika Kebebasan Berubah Menjadi Jerat

Jumat, 21 November 2025 | 14:20 WIB

Di Antara Idealisme dan Royalti

Rabu, 12 November 2025 | 06:00 WIB

Percakapan tentang Setetes Kehidupan

Sabtu, 1 November 2025 | 18:00 WIB

Jabat Tangan di Bawah Langit Islam

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:35 WIB

Bandung di Persimpangan

Minggu, 5 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Mimpi di Balik Gerobak

Rabu, 24 September 2025 | 09:45 WIB

Generasi Patah Sayap, Mimpi yang Terkubur

Senin, 15 September 2025 | 21:30 WIB

Saat Gizi yang Dijanjikan Membawa Nestapa

Jumat, 5 September 2025 | 12:30 WIB

Butiran Air Mata di Karung Beras

Jumat, 18 Juli 2025 | 17:00 WIB

Pak, Tahun Depan Aku Masih Bisa Ngajar, Nggak?

Selasa, 15 Juli 2025 | 10:30 WIB

Sungai Itu Masih Ingat Namamu

Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Sebuah Suara dari Desa untuk Negeri

Selasa, 1 Juli 2025 | 21:00 WIB

Cara Mendengar Suara Tuhan, Secara Mudah

Minggu, 29 Juni 2025 | 19:30 WIB
X