nasional

Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Hewan, Ada Kemungkinan Menular ke Manusia?

Jumat, 13 Mei 2022 | 12:51 WIB
Tabel impor daging sapi (SPI)

"Misalnya strain virus PMK di India sudah teridentifikasi kemudian nanti kalau strain virus di Indonesia sama dengan India berarti asalnya dari India. Artinya tetap harus ada yang bertanggung jawab terhadap munculnya  PMK," paparnya. 

Baca Juga: Berdampak Pada Ekonomi Global, Pemerintah Harus Segera Mencabut Larangan Ekspor CPO

Qomarun Najmi melanjutkan, hal yang terpenting yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan rangkaian pencegahan karena virus ini sangat mudah menular.

"Pencegahannya  perlu melakukan penjagaan ketat kemungkinan terkontaminasi dari luar seperti ada kendaraan penggunaan air, mengingat penyebarannya dimungkinkan melalui aliran sungai," katanya.

"virus/wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan, pada sapi ini mengakibatkan kurangnya nafsu makan, demam, menggigil, menggosokan bibir, air liurnya lebih banyak, dan gelisah"

"Pengobatan sekira seminggu dua  minggu bisa sembuh.Jika kondisinya sudah parah misalkan sampai kuku lepas itu mending dipotong saja untuk dikonsumsi," sambungnya.

Ia melanjutkan, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan tidak berpengaruh ke manusia. Virus/wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan disebabkan virus spesifik sehingga kemungkinan menular kepada manusia sangat kecil. 

Baca Juga: SPI: Pelarangan Ekspor CPO dan Minyak Goreng: Momen Perombakan Kebijakan Persawitan di Indonesia

Ada laporan menular kepada manusia tapi sangat kecil, ini bisa diantisipasi dengan memasak daging dengan sempurna. 

"Meskipun penularan PMK cepat tapi bisa di obati dan disembuhkan. Anggota SPI dari Jawa Timur misalnya, mereka menggunakan cangkang hewan laut mimik yang dibakar dan dihaluskan sebagai obat luar," tambahnya.

"Pemerintah juga harus segera memperbanyak posko dan pusat informasi yang jadi panduan bagi peternak untuk menghadapi PMK ini," tutupnya.***

Halaman:

Tags

Terkini