Bisnis Bandung - Tidak jauh berbeda dengan masyarakat di daerah lainnya di Jawa Barat, masyarakat yang berada di pesisir selatan Jawa Barat pada bulan Ramadhan ini menjalankan ibadahnya dengan sungguh sungguh. Masyarakat dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan ini, hampir setiap hari melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Meskipun bagi orang awam kegiatan melaut merupakan kegiatan berbahaya, namun bagi masyarakat tersebut melaut adalah hal biasa dan sudah menjadi menu harian.
Perjalanan kali ini akan melihat aktivitas masyarakat yang berada di pesisir Garut selatan, tetapi kita tidak akan mengikuti kegiatan mereka melaut, namun akan mengikuti kegiatan mereka dalam menunggu adzan magrib atau yang lebih populer dengan sebutan ngabuburit.
Selepas dhuhur kami sampai di wilayah kecamatan Pameungpeuk kabupaten Garut, daerah yang kami tuju ialah Pantai Santolo. Setelah mengumpulkan informasi kami menuju ke dermaga tua peninggalan Belanda,letaknya berdekatan dengan pelabuhan Pameungpeuk.
Baca Juga: Ziarah Makam Cut Nyak Dhien di Sumedang
Dermaga ini dibangun Belanda dengan fungsi sebagai pelabuhan untuk mengapalkan berbagai komoditi terutama hasil pertanian serta perkebunan ke luar negeri. Sebagaimana diketahui pada jaman kolonial cukup banyak sekali kekayaan alam bangsa kita dijual ke berbagai negara oleh Belanda.
Aktivitas ngabuburit di lokasi ini ialah memancing, meskipun memancing kerap juga dilakukan di tempat lain, namun terdapat sedikit perbedaannya, di tempat ini ikan yang ditangkap merupakan jenis ikan yang tergolong cukup besar.
Hal ini dkarenakan habitat alami ikan sangat dekat lokasinya dengan dermaga tua, Secara visual pemandangan di dermaga cukup indah, hamparan samudera lepas terbentang di depan mata dengan ombak bergulung gulung khas pantai selatan.
Kang Odang warga masyarakat mengatakan,biasanya dia ngabuburit ditempat ini selepas ashar hingga menjelang adzan magrib.Tetapi itupun dilakukan kalau dia tidak melaut pada malam harinya.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Panjang Masjid Manonjaya
Pada sore itu kang Odang telah siap dengan pancing andalan,setelah kail diberi umpan lalu dilempar ketengah dermaga, hanya sekitar sepuluh menit kail kang Odang disambar ikan karang seukuran telapak tangan orang dewasa.
Selanjutnya kail diberi umpan lagi, kali ini yang tersambar kail ialah ikan kakap merah ukurannya lumayan besar dengan berat hampir satu setengah kilogram.Tidak terasa sebentar lagi adzan magrib berkumandang kamipun mengakhiri ngabuburit kali ini dengan perasaan senang luar biasa.
Keesokan harinya aktivitas ngabuburit di selatan Jawa Barat kami lanjutkan di muara sungai Cijeruk. Berdasarkan informasi yang kami peroleh di lokasi tersebut cukup banyak masyarakat yang menghabiskan waktu menunggu adzan magrib.
Kegiatan ngabuburit di tempat ini diisi dengan menjaring udang muara, begitu sampai di lokasi terlihat segerombol masyarakat sedang bercengkrama sambil bersiap siap turun ke muara. Mereka menyiapkan alat sederhana berupa jaring serta pakan untuk menangkap udang, dalam bahasa Sunda pakan ini disebut dengan huut,selain digunakan sebagai pakan udang huut ini juga diberikan sebagai pakan ternak terutama ayam.
Artikel Terkait
Tradisi Luhur Dalam Pembuatan Kecap Asli Majalengka
Memuaskan Dahaga Berpetualang di Cilopang Garut
Ramadhan Hambar Tanpa Kolang Kaling
Ngabuburit Tradisi Unik Kala Ramadhan