Baca Juga: Ingin Ikut Seleksi Calon Dirjen Bimas Katolik Kemenag, Ini Syaratnya
Polutan sekunder. Polutan sekunder adalah percampuran polutan primer. Kabut asap merupakan kombinasi kabut dan asap, merupakan polutan sekunder.
Polusi udara menyebabkan beragam efek kesehatan.
Paparan polusi udara dapat menyebabkan hal-hal berikut.
Kanker paru-paru, dapat terjadi akibat penumpukan partikel beracun dalam paru-paru yang memicu pertumbuhan sel kanker.
Serangan asma dapat terjadi akibat beragam partikel kecil tersangkut di paru-paru dan menyebabkan serangan asma.
Baca Juga: Dukung Diplomasi Ekonomi dan UMKM, Kemenkeu-Kemenlu Jalin Kerja Sama
Bronchitis kronis dapat teerjadi akibat zat asam dari mobil, truk dan kendaraan lain.
Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK), dapat terjadi akibat paparan jangka panjang dari gas, partikel atau asap.
Radang paru-paru, dapat terjadi akibat paparan nitrogen oksida dan sulfur dioksida dalam polusi udara yang masuk ke dalam paru-paru.
Penyakit jantung dapat terjadi akibat partikel kecil dalam polusi masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan peradangan. Hal ini memicu terjadinya penyakit jantung.
Kualitas udara yang buruk dapat menyebabkan gangguan mental.
Baca Juga: Polusi Udara Jabodetabek Memburuk, Presiden Jokowi Dorong Pola Kerja Hybrid
Polusi udara dapat menyebabkan penyakit autoimun. Polusi udara merusak jaringan, menyebabkan peradangan, yang memicu terjadinya penyakit autoimun.
Gangguan belajar dan memori dapat terjadi karena polusi udara. Ternyata polusi udara berpengaruh pada kemampuan belajar dan kemampuan mengingat.