Perbedaan Nilai Buku (Book Value) dengan Nilai Intrinsik (Intrinsic Value) Saham. Investor Wajib Paham

- Jumat, 3 Februari 2023 | 12:45 WIB
Memahami nilai intrinsik dan nilai buku saham penting untuk investor (pexels/Artem Podrez)
Memahami nilai intrinsik dan nilai buku saham penting untuk investor (pexels/Artem Podrez)

Bisnisbandung.com - Menurut Warren Buffet, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh investor adalah melakukan valuasi saham.

Banyak pilihan metode valuasi yang bisa digunakan, namun Warren Buffett membeli saham jika harga sahamnya di bawah nilai intrinsik bisnisnya.

Banyak yang mengira bahwa nilai intrinsik sama dengan nilai buku perusahaan. Berikut ini adalah perbedaan dan cara menghitungnya.

Secara teori nilai buku atau book value mencerminkan nilai perusahaan yang sesungguhnya jika saat ini perusahaan memutuskan untuk menghentikan kegiatan operasional, menjual seluruh aset dan membayar semua hutang-hutangnya.

Nilai buku perusahaan dapat dihitung dengan cara total aset perusahaan dikurangi dengan aset tak berwujud (hak paten, merek dagang, hak cipta, hak distribusi, goodwill, hak franchise dan sejenisnya) kemudian dikurangi dengan seluruh liabilitas perusahaan.

Aset tak berwujud tadi dikeluarkan dari perhitungan untuk mendapatkan nilai yang lebih konservatif dan menghindari kesalahan perhitungan akibat penilaian aset tak berwujud yang berlebihan karena penilaian aset tersebut bisa menjadi sangat subjektif.

Baca Juga: Ingin Kaya dari Investasi Saham? Berikut ini 5 Tips Membeli Saham Ala Warren Buffet.

Namun berbeda dengan teorinya, pada prakteknya, nilai buku biasanya dihitung dengan lebih sederhana yaitu hanya dengan dengan rumus total aset dikurangi total liabilitas perusahaan sehingga nilai buku dapat dikatakan sama dengan total ekuitas perusahaan.

Nilai ini selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan apakah harga sahamnya mahal atau murah dengan cara mencari nilai buku per lembar saham lalu membandingkannya dengan harga saham saat ini sehingga menghasilkan nilai price to book value (PBV).

Biasanya harga saham dianggap murah jika PBV-nga kurang dari satu.

Berbeda dengan nilai buku yang hanya memperhitungkan nilainya saat ini saja, nilai intrinsik juga mempertimbangkan nilai prospek bisnis perusahaan yaitu potensi akumulasi laba yang bisa diperoleh perusahaan selama perusahaan menjalankan kegiatan operasionalnya di masa depan.

Contohnya investor A memiliki perusahaan dealer motor Honda dan investor B memiliki perusahaan dealer motor Suzuki dengan nilai investasi yang sama masing masing 10 milyar rupiah.

Baca Juga: Tips Investasi Saham Kebal Resesi. Nomor 4 Tidak Boleh Dilanggar

Maka nilai buku dari kedua perusahaan teraebut sama yaitu 10 milyar. Namun karena potensi keuntungannya di masa depan berbeda, jumlah akumulasi labanya juga akan berbeda, sehingga kedua perusahaan tadi memiliki nilai intrinsik yang berbeda.

Halaman:

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X