Bisnis Bandung - Pada era millenial ini, tak sedikit anak muda yang terjun untuk membuka bisnisnya sendiri, dan yang paling populer adalah bisnis di bidang kuliner.
Tak jarang juga anak muda mecoba peruntungan dengan membuka bisnis wirausaha dikarenakan beberapa faktor.
Faktor utama dari penyebab anak muda membuka bisnis ialah banyaknya figur publik yang membuka bisnis atau menjadi brand ambassador di bidang kuliner.
Tentunya hal ini turut menginspirasi dan mendorong anak muda tertarik membuka bisnis kuliner juga
Nah, jika saat ini kamu sebagai anak muda juga tertarik membuka bisnis kuliner, ada baiknya sebelum memulai usaha kuliner menentukan harga jual yang ideal bagi konsumen. Untuk menentukan harga jual, ada 3 langkah yang harus kamu perhatikan agar usahamu bisa berkembang. Yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: Alasan Kenapa Kucing Punya Hobi Tidur, Nomor 6 Sering Kita Lihat
1. Pahami dahulu faktor pendukung
Ada beberapa faktor pendukung yang harus kamu ketahui dan pahami, hal ini berguna agar perhitungan dan penentuan harga bisa lebih maksimal.
Faktor-faktor tersebut antara lain modal yang kamu siapkan, konsumen yang menjadi target penjualan, harga jual dari kompetitor lain dan keuntungan yang ingin kamu dapatkan.
2. Menentukan harga jual
Setelah kalian mengetahui dan memahami faktor-faktor pendukung tersebut, maka langkah berikutnya kamu bisa menerapkan metode yang paling tepat agar kamu bisa mendapatkan keuntungan dari produk yang dijual. Ada empat metode yang bisa kamu terapkan, apa saja itu?
Pertama adalah Mark-Up Pricing, yaitu penetapan harga jual dengan menambahkan persentase keuntungan dari total modal yang dikeluarkan sehingga bisa mendapat keuntungan sesuai yang kita harapkan.
Metode ini biasanya digunakan untuk menentukan harga jual makanan ringan maupun minuman kemasan. Tapi yang perlu diperhatikan dalam melakukan mark-up agar tidak melebihi harga rata-rata dan daya beli konsumen yang ditargetkan.
Rumus mark-up pricing:
Harga Jual = Modal + (Modal x Persentase Mark-up)
Baca Juga: Resesi di Depan Mata?, Simak Pendapat Bank of America dan JP Morgan Tentang Ekonomi Amerika Serikat
Selanjutnya yang kedua adalah Manufacturer Suggested Retail Price (MSRP). MSRP adalah cara yang biasanya diterapkan dengan menjual barang milik orang lain atau yang dikenal dengan istilah reseller.
Sehingga penjual hanya menghitung keuntungan tanpa memikirkan modal yang dikeluarkan, dan konsumen pun tidak dibingungkan dengan perbedaan harga antar produk tersebut.
Kemudian yang ketiga adalah Margin Pricing atau cara menentukan persentase harga jual tiap produk. Hal ini bertujuan agar produk dapat bersaing dengan kompetitor lain tetapi masih dengan keadaan profit. Dan untuk memantau apalah harga kita patok terlalu mahal atau tidak.
Rumus margin pricing:
Margin = (Harga Jual – Modal) / Harga Jual
Dan yang terakhir, Keystone Pricing, hampir mirip dengan teknik mark up pricing. Bedanya dalam menentukan harga, kita melipatgandakan modal produk tersebut untuk harga jual. Misalnya, produk kaos oblong yang bermodalkan Rp. 50.000 dijual seharga Rp. 100.000 per produk. Metode ini termasuk metode kuno karena saat itu belum ada komputer atau kalkulator untuk menghitung dalam skala besar.
3. Riset kesesuaian harga dan keinginan target konsumen
Setelah kamu menentukan metode apa yang ingin digunakan, langkah selanjutnya adalah melakukan riset kesesuaian harga dan keinginan target konsumen.
Baca Juga: Pakar Finder Memprediksi Harga Crypto Bitcoin (BTC) Akan Mencapai Titik Ini di Akhir Tahun
Artikel Terkait
Sekarang Kapitalisasi Pasar Crypto Bitcoin Lebih Besar Dari JP Morgan & Bank of America
Afrika Selatan Memasukan Crypto Sebagai Aset Keuangan
Heboh Tesla, Perusahaan Milik Elon Musk Masih Memegang 218 Juta USD dalam Crypto Bitcoin
Wow JP Morgan Mempekerjakan Mantan Eksekutif Perusahaan Crypto yang Bangkrut
Coin Crypto Ethereum Telah Kehilangan 35 Persen dalam 2 Minggu, Defi TVL Jaringan PoW Meningkat 1.200 persen
USDT Akan Tersedia di 24.000 ATM Seluruh Brasil