Gelombang PHK Hantui Perusahaan di Industri Blockchain dan Cryptocurrency di saat Pasar Masuki Fase Bearish

- Minggu, 5 Juni 2022 | 09:12 WIB
Fase bearish pada pasar Cryptocurrency telah memicu gelombang PHK pada perusahaan di industri blockchain (Pixabay)
Fase bearish pada pasar Cryptocurrency telah memicu gelombang PHK pada perusahaan di industri blockchain (Pixabay)

Bisnis Bandung - Penurunan harga Cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum dan altcoin lainnya sejak akhir 2021 mempengaruhi banyak perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.

Khususnya penyerapan tenaga kerja yang diprediksi akan berkurang seiring fase bearsih pada pasar Cryptocurrency.

Winklevos, Co-Founder dari Gemini mengatakan bahwa perusahaanya berencana untuk mengurangi 10% dari jumlah karyawannya.

Baca Juga: Elon Musk Ungkapkan Kekhawatirannya Terhadap Ekonomi Amerika Serikat, Presiden Joe Biden Beri Tanggapan

Baca Juga: LPS Ancam Publikasikan Bank Digital yang Nakal

“Kami menulis untuk memberi tahu Anda tentang keputusan sulit yang akan memengaruhi sejumlah dari Anda dan ukuran keseluruhan tim kami,” tulis salah satu founder dari Gemini pada 2 Juni 2022.

Sementara itu Rain Financial, salah satu exchanger terbesar di Timur Tengah mengurangi puluhan karyawannya sebagai dampak dari perlambatan pasar Cryptocurrency.

CEO Rain Financial, Joseph Dallago mengatakan pasar bearish Cryptocurrency menjadi penyebab Rain Financial mengambil langkah pengurangan karyawan tersebut.

Awal berita PHK dimulai pada bulan April ketika Robinhood mengumumkan harus memberhentikan sekitar 9% dari tenaga kerja perusahaan.

Baca Juga: PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) Berhasil Cetak Peningkatan Laba Bersih di Kuartal I 2022 di Tengah Penurunan

Baca Juga: Laba Bersih PT Cisarua Mountain Dairy Tbk Meroket Pada Kuartal I 2022

Pada bulan Mei, Bitcoin.com News melaporkan Bitso memberhentikan 80 karyawan karena fase bearish di pasar Cryptocurrency.

2TM yang didukung Coinbase, exchanger Cryptocurrency Amerika Latin terbesar merinci bahwa pihaknya memberhentikan sekitar 12% dari tenaga kerja perusahaan.

“Skenario tersebut membutuhkan penyesuaian yang melampaui pengurangan biaya operasional, sehingga perlu juga untuk memberhentikan beberapa karyawan kami. Proses yang kami lakukan dipandu oleh transparansi dan rasa hormat, untuk menghormati hasil karya setiap karyawan yang membantu kami sampai di sini, ”jelas 2TM.

Baca Juga: Pengusaha Properti Optimis Industri Properti Akan Pulih Pada Kuartal IV 2022

Halaman:

Editor: Yayu Rahayu

Sumber: Bitcoin.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X