Bisnis Bandung - Menindaklanjuti rencana peluncuran mata uang digital oleh Bank Sentral India yang diberi nama Central Bank Digital Currency (CBDC), Reserve Bank of India (RBI) sebagai Bank Sentra India telah mengusulkan untuk mengadopsi “pendekatan berjenjang”. RBI juga mengatakan sedang menjajaki pro dan kontra memperkenalkan rupee digital di India.
Mata uang digital bank sentral India (CBDC) adalah salah satu dari banyak topik yang dibahas dalam laporan tahunan yang dirilis untuk tahun 2021-2022
“Desain CBDC harus sesuai dengan kebijakan moneter, stabilitas keuangan, dan operasi mata uang dan sistem pembayaran yang efisien,” rincian laporan tersebut seperti dikutip dari Bitcoin.com
Baca Juga: Siap-siap Cuan!! 12 Perusahaan menjadwalkan Cum Date Dividen Minggu ini di Bursa Efek Indonesia
Reserve Bank mengusulkan untuk mengadopsi pendekatan bertahap untuk pengenalan CBDC, selangkah demi selangkah melalui tahap pembuktian konsep, percontohan dan peluncuran.
Selain itu, laporan tersebut mengungkapkan bahwa bank sentral “telah menjajaki pro dan kontra dari pengenalan CBDC di India.”
RBI lebih lanjut merinci bahwa “elemen desain CBDC yang sesuai yang dapat diimplementasikan dengan sedikit, atau tanpa gangguan sedang dalam pemeriksaan.”
Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman mengumumkan rencana bank sentral untuk meluncurkan mata uang digital pada Februari saat mempresentasikan Rencana Anggaran 2022-23.
Laporan RBI menyimpulkan:
Amandemen yang sesuai untuk UU RBI, 1934 telah dimasukkan dalam RUU Keuangan 2022 yang mana memberikan kerangka hukum untuk peluncuran CBDC.
Baca Juga: Bybit Menggelar World Series of Trading (WSOT) 2022 dengan Total senilai Hadiah Senilai 8 juta USD
Pada bulan April, Deputi Gubernur RBI T. Rabi Sankar mengatakan bank sentral akan meluncurkan CBDC “dengan cara yang sangat terkalibrasi, bertahap, menilai dampak sepanjang garis.”
Sementara itu, RBI telah mempertahankan sikap anti-Cryptocurrency. Gubernur Shaktikanta Das memperingatkan minggu lalu tentang investasi di pasar Cryptocurrency setelah runtuhnya Cryptocurrency terra (LUNA) dan stablecoin TerraUSD (UST).
Pada bulan Februari, bank sentral mengatakan bahwa Cryptocurrency adalah ancaman besar bagi stabilitas makroekonomi dan keuangan India. Wakil gubernur bank juga menyatakan bahwa melarang Cryptocurrency adalah “paling disarankan” untuk India dan peraturan itu “sia-sia.”
Baca Juga: Laba Bersih Semen Indonesia (SMGR) meningkat tipis di kuartal 1 2022
Artikel Terkait
Forum Ekonomi Dunia Khawatir dengan Keamanan di Metaverse
CEO Ripple Brad Garlinghouse Bertemu dengan Perdana Menteri Georgia Untuk Membahas Adopsi Blockchain
Ratusan UMKM Hadir Dalam Program Investor Headquarter, yang Diselenggarakan oleh JCI Badung Bali
JCI Indonesia dan Kemenko Perekonomian RI Berkomitmen Berkolaborasi Mengembangkan UMKM dan Startup Indonesia
Panen Hadiah Simpedes Manjakan Nasabah Berlimpah Hadiahnya Hingga Toyota Avanza
Laba Bersih ASSA Meningkat Tajam di Kuartal 1 2022