investasi

Resesi Global Pengaruhi Perkembangan Crypto?

Jumat, 4 November 2022 | 15:15 WIB
Resesi dan Crypto, apakah akan baik-baik saja? (unsplash)

Hingga saat ini lebih dari 2.000 karyawan dirumahkan oleh berbagai perusahaan Cryptocurrency dalam kurun waktu 5 minggu.

Sejauh ini salah satu exchange terbesar di dunia, Coinbase telah merumahkan 1.180 pegawainya atau sekitar 18% dari total seluruh pegawai.

Baca Juga: Wow Studi Mastercard Menunjukan Sektor Fintech Afrika Memiliki Pertumbuhan Tertinggi dalam Pendanaan

CEO Coinbase juga memperingatkan bahwa potensi resesi global bisa menyebabkan bear Crypto berkepanjangan.

Sementara itu, Crypto lender Celcius menjadi platform pertama yang menjeda penarikan dan transfer antar akun pelanggan sejak 13 Juni lalu.

Kemudian disusul Babel Finance, CoinFLEX dab Voyager yang juga melakukan pembekuan aset. Sehingga dana miliaran dollar milik investor tidak bisa ditarik.

Baca Juga: Bank Thailand Membutuhkan Waktu lebih untuk Menyelesaikan dan Meluncurkan Mata Uang Digital ritel

Pada tanggal 27 Juni, Voyager mengumumkan kebangkrutannya disusul oleh Celcius pada tanggal 13 Juli. Sedangkan Vauld mengumumkan akan melakukan restrukturisasi pada perusahaan. Lalu siapa lagi selanjutnya?

Sebenarnya suku bunga rendah dan stimulus yang dilakukan pemerintah menjadi penyebab utama dalam kenaikan harga Cryptocurrency pada masa pandemic.

Namun keputusan The Fed untuk mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga justru malah menghancurkan sentimen investor.

Kondisi ini menyebabkan kerugian terbesar dalam sejarah Cryptocurrency.***

Halaman:

Tags

Terkini