Bisnisbandung.com - Harga emas mengalami kenaikan tajam sejak awal tahun 2023 dimana sempat menyentuh angka $2.010 per troy ounce pada 20 Maret 2023.
Tingginya harga emas ini diakibatkan oleh banyaknya bank besar yang membeli emas dan juga pengaruh dari bangkrutnya 3 bank besar dunia.
Ditambah lagi perang Rusia-Ukraina yang belum juga berakhir membuat seluruh dunia sedang berusaha melawan inflasi salah satunya dengan mengumpulkan emas sebagai safe heaven.
Baca Juga: Bank Sentral UEA Dikabarkan Segera Menerapkan Strategi Mata Uang Digital
Jan Nieuwenhuijs, seorang peneliti pasar emas, memperkirakan bahwa harga emas akan melebihi $8.000 selama dekade berikutnya, karena bank sentral mengubah preferensi cadangan mereka karena faktor ekonomi makro dan perang.
Nieuwenhuijs percaya bahwa konflik saat ini antara Ukraina dan Rusia, dan perang global melawan inflasi, akan memicu perubahan komposisi cadangan.
Sebagai bagian dari analisisnya, yang mempertimbangkan persentase historis emas yang dipegang oleh bank sentral sebagai metrik utama, Nieuwenhuijs menyatakan:
Bank sentral secara agregat memiliki kepercayaan yang tidak biasa pada valuta asing, karena persentase emas dari total cadangan menyumbang 16% pada tahun 2022, dibandingkan dengan rata-rata historis 59%.
Baca Juga: Memahami Inner Child dan cara mengatasi luka yang tertinggal
Namun, bank-bank sentral ini mulai kehilangan kepercayaan terhadap mata uang yang dikeluarkan oleh rekan-rekan mereka.
Menurut modelnya, jika bank sentral menimbun 51% dari cadangan emas mereka, harga emas akan mencapai $10.000 per troy ounce.
Namun, Nieuwenhuijs mengklarifikasi bahwa sementara bank sentral akan menjadi ujung tombak poros emas ini, bank swasta, dan organisasi lain juga akan mengikuti tren tersebut.
Bank Sentral Menunjukkan Permintaan Emas Yang Kuat
Bank sentral telah menimbun emas belakangan ini. Pada tahun 2022, bank sentral membeli emas dalam jumlah rekor, dengan cadangan naik sebesar 1.136 ton, sementara cadangan yang disimpan dalam bentuk mata uang asing turun sebesar $950 miliar.
Baca Juga: Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Serangan Virus Marburg, Pemerintah Terbitkan Surat Edaran
Artikel Terkait
Belajar dari Kegagalan Silicon Valley Bank, Begini Cara Aman Simpan Uang di Bank
Jangan Kapok Investasi! Lo Kheng Hong Juga Pernah Cut Loss dan Rugi di Saham Berikut
Lewati Visa, Crypto Kini Bitcoin Menjadi Aset Terbesar ke-12 di Seluruh Dunia berdasarkan Valuasi
Saham Anda Rugi? Pelajari Kesalahan Investasi Warren Buffet Saat Cut Loss Saham Ini
Karyawan SVB Menyalahkan Pekerjaan Jarak Jauh (Remote Work) Sebagai Penyebab Runtuhnya Silicon Valley Bank
Bank Sentral UEA Dikabarkan Segera Menerapkan Strategi Mata Uang Digital