Pertumbuhan Mengesankan BRI: Laba Rp44,21 Triliun Selama 9 Bulan dengan Kredit Tumbuh 12,53 Persen

Pertumbuhan tertinggi terlihat pada Giro BRI yang tumbuh 28,12% yoy.

Kesuksesan kinerja Giro BRI ini adalah hasil dari fokus perseroan pada optimalisasi value chain melalui layanan perbankan transaksi grosir

Dan digitalisasi perbankan transaksi grosir dengan platform Qlola yang mengintegrasikan berbagai fitur unggulan seperti Cash Management,

Trade Finance, Supply Chain Management, Foreign Exchange (Forex), Investment Services, dan Financial Dashboard," jelasnya.

Pendapatan berbasis fee (FBI) BRI Group juga tumbuh 12,19% yoy menjadi Rp15,56 triliun.

Capaian pendapatan berbasis fee ini sejalan dengan pertumbuhan transaksi Super Apps BRImo yang tumbuh 66,87% yoy,

Mencapai Rp2.984 triliun, dengan jumlah pengguna mencapai 29,8 juta.

Pertumbuhan pendapatan berbasis fee BRI juga didorong oleh bisnis AgenBRILink, yaitu agen layanan bank dengan model bisnis berbagi bersama masyarakat,

Yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 698 ribu agen dengan total nilai transaksi meningkat 20,77% menjadi Rp1.163 triliun.

Baca Juga: Meningkatkan Pariwisata dengan Bantuan Homestay dari BRI Peduli di Desa Kuta, Lombok

Sunarso menambahkan bahwa dalam hal operasional, transformasi digital yang terus diupayakan oleh perseroan meningkatkan efisiensi dalam operasional bisnis BRI.

Ini tercermin dalam perbaikan rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan CIR (Cost to Income Ratio),

Yang secara konsisten membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Rasio BOPO telah membaik dari 68,36% menjadi 68,07%, dan CIR membaik dari 42,55% menjadi 41,28%," tambahnya.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.