Bisnis Bandung - Banyaknya berbagai model dan merk tas yang ada dan beredar di pasaran Jawa Barat maupun luar Jawa Barat,membanjiri pasar pasar indonesia saat ini.
Berbagai macam model dan bahan yang ada dan ditawarkanpun semakin meramaikan bisnis penjualan tas yang ada di pasaran indonesia.Produk lokal maupun luar banyak diminati para penggemarnya.
Namun ternyata bukan saja produk produk dari pabrik tas ternama dan ber merk luar yang digandrungi para peminatnya,ada juga produk lokal yang banyak di minati.
Seperti pembuat tas rumahan yang berada di Dusun Cibugeul,Desa Cibugeul Kecamatan Cibugeul Kabupaten Sumedang Jawa Barat ini mampu bersaing di pasaran Indonesia meskipun produk lokal.
Baca Juga: Hiasan Berbahan Bambu Asal Sumedang ini Masih Banyak Peminatnya
Satu kebanggaan bagi pemerintah daerah khususnya akan produk lokal karya putra daerahnya bisa bersaing di pasaran Indonesia dan ikut meramaikan bisnis di bidang tas serta dapat mendongkrak perekonomian daerahnya.
Berbagai model tas yang di produksi rumahan tersebut kualitasnya bisa dibilang sudah teruji dan diakui para peminatnya,terbukti meskipun produk lokal dan hanya dikerjakan dengan peralatan yang jauh dibilang modern,namun kegigihan dan keuletannya dalam mengerjakan pembuatan tas ini sangat baik.
Di Dusun Cibugeul Desa Cibugeul Kabupaten Sumedang Jawa Barat,rumah sekaligus tempat produksi yang di gagas Pendi sudah berjalan selama hampir 5 tahun hingga sekarang.
Baca Juga: Andalkan Quality Control, Tunik Ini Jahitannya Rapi dan Berkualitas
Pendi mengatakan dengan modal awal sebesar lima juta rupiah dirinya nekat membuat tas dengan berbagai model dan mulai dipasarkan hanya dari mulut kemulut dan di media sosisal saja. Seiring berjalannya waktu sekarang usahanya tersebut sudah mulai nampak dan berbagai orderan pembuatan tas pun banyak yang Ia dapatkan,baik dari perusahaan besar yang sudah ternama maupun dari para distributor tas lokal lainnya yang meminta jasa pembuatan tas kepadanya.
Pendi mengaku, sebelumnya Ia hanya bekerja dibantu pegawainya dua orang dengan mesin jahit yang dipakai bergantian dan sisanya Ia harus menumpang kepada rekananya sesama pembuat tas untuk memotong bahan ataupun menjahit.Sekarang Pendi sudah mulai bisa membeli sedikit demi sedikit peralatann yang menunjang pekerjaanya dan pegawainyapun bertambah, namun Pendi tidak lupa dengan janji dirinya bahwa semua pegawainya adalah orang orang di sekitar rumah yang tidak punya pekerjaan dan mau elajar bersama sama.
"Allhamdulillah mulai usaha di tahun 2005 dengan modal pas pasan yaitu sebesar 5 juta hasil pinjaman dari kaka,saya bisa sedikit demi sedikit bangkit dan yakin dengan memulai usaha membuat tas,sudah jatuh bangun sampai sampai motor alat yang saya punyai juga ikut saya jal demi menutupi modal,akhirnya sesuai dengan keyakinan usaha saya sekarang banyak yang minat meskipun tas tas saya hanya produk rumahan namun mampu bersaing dengan tas tas ber merk terkenal di pasaran,"ujarnya.
Artikel Terkait
IA ITB Jabar dan Sanber Foundation Mencari Duta Masyarakat Desa Lewat Teknologi Informasi
Lumpia Kekinian, Lumpia Dengan Tekstur Kriuk Buat Ketagihan
Tangisan Sang Nenek dari Calon Pemain Naturalisasi Sempat Warnai Pertemuan dengan Utusan PSSI
PT. KAI Daop 2 Bandung Berikan Diskon Tiket Mudik Lebaran
Rasanya Mantap, Menu Cilok dan Siomay Ayam Ini Bikin Ngiler
Serba-Serbi Mudik, Mulai dari Penutupan Rest Area Hingga Imbauan Agar Masyarakat Divaksin Booster Sebelum Mudi
Ini Dampak Penggunaan Uang Elektronik Terhadap Perputaran Uang